TUGAS
KELOMPOK
FISIOLOGI
HEWAN
“Sistem
Transporatasi Pada Berbagai Hewan”
Diajukan untuk memenuhi persyaratan mengikuti Mata Kuliah Fisiologi Hewan.
Dosen
Pengampu:
Dr. H. Handoko Santoso, M.Pd.
Dr. Hening Widowati, M.Si.
Disusun:
Amirul
mukminin
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH METRO
MARET
2016
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayat-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “Sistem Transporatasi pada Berbagai Hewan” sebagai bukti tanggung jawab terhadap tugas yang diamanatkan
oleh dosen pembimbing mata kuliah fisiologi hewan.
Kami
ucapkan terimakasih kepada Dr. H.
Handoko Santoso, M.Pd dan Dr. Hening Widowati, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah fisiologi hewan, yang
telah membimbing kami dalam pembuatan makalah ini. Kami juga mengucapkan
terimakasih kepada teman-teman yang telah memberikan motivasi sehingga kami
terdorong untuk menyelesaikan tugas yang telah diamanatkan kepada kami.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi materi yang disajikan maupun
dari setruktur bahasa yang digunakan, itu semua tidak lain disebabkan oleh
keterbatasan yang kami miliki, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran dari penbaca yang berguna untuk pembelajaran kami selanjutnya. Akhir kata
mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Metro,
Maret 2016
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................
i
KATA PENGANTAR.........................................................................................................
ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................
iii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................................
iv
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang........................................................................................................
1
B.
Rumusan
Masalah..................................................................................................
1
C.
Tujuan......................................................................................................................
1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Sistem Transportasi pada Hewan.........................................................
3
B.
Sistem
Transporatasi pada Berbagai Hewan..........................................................
4
1.
Sistem
Peredaran Darah pada Avertebrata...................................................
4
2.
Sistem
Peredaran Darah pada Vertebrata.....................................................
6
3.
Peredaran
Darah Limfa.................................................................................... 12
4.
Golongan
Darah................................................................................................ 13
5.
Gangguan
Sistem Transporatasi pada Berbagai Hewan...................................
14
BAB III PENUTUP
Kesimpulan...................................................................................................................
15
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Sistem Sirkulasi pada Paramaecium sp........................................................... 3
Gambar 2. Sistem Peredaran Darah pada
Siput................................................................
4
Gambar 3. Sistem Peredaran Darah pada
Serangga........................................................
5
Gambar 4. Sistem Peredaran Darah pada
Cacing Tanah.................................................
5
Gambar 5. Sistem Peredaran Darah pada
Ikan.................................................................
7
Gambar 6. Sistem Peredaran
Darah pada Jantung katak.................................................
8
Gambar
7. Organ Jantung pada Kadal...............................................................................
9
Gambar 8. Sistem Peredaran Darah pada
Burung (Aves)
10
Gambar 9. Sistem Peredaran Darah pada
Mamalia (Sapi)
11
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Darah adalah cairan yang terdapat pada
semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) yang berfungsi mengirimkan zat-zat
makanan dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan
kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau
bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo-
atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah.
Darah
serangga mengangkut zat makanan ke jaringan tubuh dan menyingkirkan bahan sisa
metabolis. Pada hewan lain, fungsi utama darah ialah mengangkut oksigen dari
paru-paru atau insang ke jaringan tubuh. Dalam darah terkandung hemoglobin yang
berfungsi sebagai pengikat oksigen. Pada sebagian hewan tak bertulang belakang
atau invertebrata yang berukuran kecil, oksigen langsung meresap ke dalam
plasma darah karena protein pembawa oksigennya terlarut secara bebas.
Hemoglobin merupakan protein pengangkut oksigen paling efektif dan terdapat
pada hewan-hewan bertulang belakang atau vertebrata.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa pengertian
sistem transportasi pada hewan?
2.
Bagaimana
sistem transportasi pada berbagai hewan?
3.
Apa
saja organ-organ yang terlibat dalam sistem transportasi?
4.
Apa
saja gangguan pada sistem
transportasi berbagai hewan?
C. Tujuan
Penulisan
1.
Dapat
memahami pengertian sistem transportasi
pada hewan.
2.
Dapat
memahami sistem transportasi pada berbagai hewan.
3.
Dapat
memahami organ-organ yang terlibat dalam sistem transportasi.
4.
Dapat
memahami gangguan pada sistem
transportasi berbagai hewan.
BAB II
PEMBAHASAN
Surat Al-Mu’min ayat 67
Artinya : ” Dia-lah yang
menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari
segumpal darah,
kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan
hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup
lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat
demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu
memahami(nya).”.
A. Pengertian
Sistem Transportasi pada Hewan
Isnaeni (168:2006) menyatakan bahwa
sistem transpor pada hewan bervariasi, tergantung pada tingkat perkembangan
tubuh hewan tersebut. Protozoa bersilia yang hidup sesil ternyata mampu
menyelenggarakan sirkulasi cairan tubuh menggunakan khoanosit,sedangkan koelenterata
melaksanakannya dengan cara mengalirkan air melalui saluran khusus pada sistem
gastrovaskuler yang bersilia.
Sistem transportasi atau sistem
peredaran darah pada umumya untuk organisasi tingkat rendah belum memiliki sistem
sirkulasi secara khusus. Misal pada amoeba dan paramecium, sirkulasi
bahan-bahan metabolisme berikut sisa-sisa metabolisme dilakukan dengan aliran
sitoplasma. Akan tetapi proses difusi berlangsung sangat lambat sehingga cara
tersebut tidak mungkin dapat memenuhi semua kebutuhan hewan berukuran besar
(dengan ketebalan tubuh lebih dari beberpa millimeter) dan memiliki aktivitas
metabolisme tinggi. Oleh karena itu pada hewan tingkat tinggi diperlukan sistem
khusus yang menjamin adanya pergerakan cairan ke seluruh tubuh secara tepat.
Adapun sistem sirkulasi tersebut dilakukan oleh seperangkat organ-organ sistem
peredaran darah terbuka dan tertutup.
B. Sistem
Transporatasi Pada Berbagai Hewan
1.
Sistem Peredaran Darah pada
Avertebrata
Avertebrata merupakan hewan yang tidak
bertulang belakang. Ada hewan yang belum memiliki peredaran darah, ada yang
berupa peredaran darah terbuka dan ada yang berupa peredaran darah tertutup.
a. Sistem
Peredaran Darah Tidak Melalui Peredaran Darah
Hewan bersel satu (protozoa) tidak memiliki sistem
peredaran darah. Gas yang dibutuhkan dan zat makanan yang akan diserap
dilakukan secara difusi, karena tubuh hanya terdiri atas satu sel sehingga
seluruh aktivitas metabolisme dilakukan oleh sel itu sendiri. Hewan jenis ini
menggunakan organel selnya untuk metabolisme, seperti Paramaecium
sp menggunakan vakuola kontraktif untuk mengedarkan zat makanan
cair dan menggunakan vakuola makanan untuk mengedarkan zat makanan padat. Paramaecium sp belum
memiliki sistem sirkulasi khusus, sistem sirkulasinya berlangsung secara difusi
yakni melalui membran plasma. Proses pemasukan gas oksigen ke dalam sel dan
pengeluaran gas karbon dioksida dari sel terjadi melalui membran plasma. Ada
hewan yang menggunakan rongga sebagai saluran pencernaan sekaligus saluran yang
dinamakan rongga gastrovaskuler. Contoh Hydra dan Planaria.
Gambar
1. Sistem Sirkulasi Pada Paramaecium
sp
Sumber:www.artikelsiana.com/2014/10/sistem-peredaran-darah-hewan
proses.html
b. Sistem
Peredaran Darah Terbuka
Dinamakan sistem peredaran darah terbuka karena darah
ataupun homolimfa dialirkan tidak melalui pembuluh, tetapi langsung dialirkan
ke dalam rongga tubuh. Sistem ini dijumpai pada hampir semua jenis Mollusca dan Arthropoda.
1) Sistem
Peredaran Darah pada Mollusca
Organ peredaran darah mollusca contohnya
siput terdiri atas jantung dan pembuluh darah yang masih sederhana. Jantungnya
terdiri atas atrium dan ventrikel yang terletak di dalam rongga perikardial.
Jika jantung berdenyut, darah akan terpompa ke luar menuju rongga perikardial
atau sinus terus menuju ke jaringan tubuh. Di dalam jaringan, darah akan
membebaskan zat makanan dan menyerap zat-zat sisa. Selanjutnya darah akan
menuju ke rongga perikardial terus jantung melalui ostium.
Gambar 2. Sistem Peredaran Darah pada Siput
Sumber:
www.artikelsiana.com/2014/10/sistem-peredaran-darah-hewan proses.html
2) Sistem Peredaran Darah pada Arthropoda
Alat peredaran darah
arthropoda yang salah satunya yaitu pada kelas insecta (serangga) terdiri atas
jantung dan arteri. Pada serangga, darah berada
dalam rongga tubuh. Oleh karena itu, organ-organ tubuh dalam rongga tubuh
terendam dan langsung berhubungan dengan darah. Darah dan cairan tubuh
serangga disebut dengan hemolimfa. Jantung pada Arthropoda, belum
berbentuk jantung seperti pada hewan lain. Jantung hanya berupa tabung yang
memiliki dinding otot yang tebal sehingga mampu berkontraksi. Jantung seperti
ini disebut jantung pembuluh. Pada serangga, jantung pembuluh yang berada di
bagian belakang tubuh, sejajar dengan punggung. Jantung tersebut berhubungan
langsung dengan aorta yang berada di tubuh bagian depan. Ketika jantung pembuluh berdenyut, darah terpompa ke aorta di
tubuh bagian depan, lalu memasuki rongga tubuh. Antara aorta dan jantung
pembuluh sudah dibatasi oleh klep yang berfungsi mencegah aliran balik ketika
jantung berelaksasi. Jantung pembuluh memiliki pori halus. Melalui pori halus
tersebut, darah dari rongga tubuh memasuki jantung untuk dipompa kembali ke
seluruh tubuh.
Fungsi hemolimfa untuk
mengedarkan zat-zat makanan kepada sel-sel. Hemolimfa tidak mengandung
hemoglobin sehingga tidak mengikat oksigen. Dengan demikian darah Arthropoda
hanya mengedarkan sari makanan. Oksigen dan karbondioksida diedarkan melalui
sistem trakea yang memungkinkan oksigen
dari lingkungan dapat mencapai jaringan.
Gambar 3. Sistem Peredaran Darah pada Serangga
Sumber:
www.artikelsiana.com/2014/10/sistem-peredaran-darah-hewan proses.html
c. Sistem
peredaran darah tertutup
Dinamakan sistem peredaran darah
tertutup karena darah beredar di dalam pembuluh-pembuluh yang saling
berhubungan. Peredaran darah tertutup sederhana, contohnya pada cacing tanah.
Alat peredaran darah cacing tanah berupa pembuluh darah punggung (dorsal) dan
pembuluh darah perut (ventral) yang dihubungkan oleh pembuluh darah samping
(lateral) serta pembuluh kapiler. Pembuluh darah samping pada segmen ke-7
sampai ke-11 terdiri atas 5 pasang lengkung aorta, kelima pasang lengkung aorta
inilah yang dianggap “Jantung cacing”.
Arah aliran darahnya:
Jika jantung dan pembuluh punggung berdenyut (dorsal),
darah akan mengalir menuju pembuluh perut dan pembuluh kapiler. Oksigen yang
diserap kulit cacing secara difusi akan memasuki kapiler dan diikat hemoglobin
yang akan menuju pembuluh punggung untuk dipompakan keseluruh tubuh.
Gambar 4. Sistem Peredaran Darah pada Cacing
Tanah
Sumber:
www.artikelsiana.com/2014/10/sistem-peredaran-darah-hewan proses.html
2.
Sistem Peredaran Darah pada
Vertebrata
Sistem peredaran darah yang lebih kompleks
terdapat pada vertebrata. Pusat peredaran darah vertebrata adalah jantung.
a. Sistem
Peredaran Darah pada Pisces (Ikan)
Sistem peredaran darah ikan disebut
peredaran darah tunggal, karena darah hanya satu kali melewati jantung. Jantung
ikan terdiri dari 2 ruang, yaitu satu atrium dan satu ventrikel. Dinding atrium
tipis, sehingga warna darah di dalamnya tampak memerah dengan jelas, sedangkan
dinding biliknya cukup tebal, sehingga tampak lebih pucat. Selain itu pada
jantung ikan terdapat sinus venosus yang menerima darah dari vena kardinalis
anterior dan vena kardinalis posterior. Komponen-komponen penyusun peredaran
darah pada ikan terdiri dari jantung, cairan darah, dan pembuluh darah.
1) Jantung
Jantung ikan tersusun atas sebuah
sinus venosus, atrium, ventrikel, dan sebuah konus arteriosus yang tersusun
secara linier. Sinus venosus adalah struktur penghubung berupa rongga yang
menerima darah dari vena dan terbuka di ruang depan jantung. Diantara antrium
dan ventrikel jantung terdapat klep untuk menjaga agar aliran darah tetap
searah.
2) Cairan Darah
Cairan
darah terdiri atas plasma darah yang mengandung sel darah merah.
3) Pembuluh Darah.
Pembuluh darah terdiri dari vena
(berfungsi untuk membawa darah menuju jantung. Darah yang membawa vena berasal
dari bagian tubuh yang berbeda sehingga vena memiliki berbagai macam pembuluh),
arteri (berfungsi untuk membawa darah keluar dari jantung. Pembuluh arteri
besar disebut aorta. Aorta pada ikan terdiri atas aorta dorsal yang terletak
pada punggung dan orta ventral yang terletak pada perut), sinus venosus
(merupakan rongga penghubung atau ruang yang terletak di bagian depan sebelum
masuk jantung. Sinus venosus berfungsi untuk menerima darah dari vena), konus
arterious (merupakan rongga penghubung atau ruang yang terletak dibagian
belakang setelah jantung. Konus arteriosus berfungsi menerima darah dari
jantung).
Proses Peredaran Darah pada Ikan, darah kotor yang
terkumpul dari seluruh badan ikan masuk ke atrium yang berdinding tipis. Pada
waktu jantung kendur, darah mengalir melalui sebuah katup ke dalam ventrikel
yang berdinding tebal. Kontraksi ventrikel yang kuat mendesak darah keluar
melalui aorta ventralis yang bercabang-cabang menjadi 6 pasang lubang aorta
yang menjulur secara dorsal menuju insang melalui arteri eferen brankialis.
Darah yang mengandung CO2 tersebut dilepaskan ke dalam air
melalui kapiler dalam insang dan O2 berdifusi dari air menuju
insang. Darah dari insang yang mengandung O2, kemudian meninggalkan
insang menuju aorta dorsalis. Aorta dorsalis membagi darah ini memenjadi
cabang-cabang yang menuju ke seluruh bagian tubuh. Pada seluruh bagian tubuh
ini O2 digunakan oleh sel, yang menghasilkan CO2.
Darah kotor dari tubuh bagian depan kembali ke jantung melalui
vena kardinalis anterior, sedangkan darah kotor dari tubuh bagian belakang
masuk ke jantung melalui vena kardinalis posterior. Darah kotor dari hati
kembali ke jantung melewati vena hepatika.
Gambar 5. Sistem Peredaran
Darah pada Ikan
Sumber:
www.artikelsiana.com/2014/10/sistem-peredaran-darah-hewan proses.html
b. Sistem
Peredaran Darah pada Amfibi
Sistem peredaran darah amfibi seperti
katak disebut peredaran darah ganda karena dalam satu kali peredarannya, darah
melewati jantung dua kali. Pada masa larva (berudu) sistem peredaran darahnya
menyerupai ikan. Setelah metemorfosis menjadi katak, sistem peredaran darah
mengalami perubahan yang sesuai untuk kehidupan dilingkungan darat. Alat
peredaran darah terdiri atas jantung, pembuluh nadi, kapiler, dan pembuluh
balik. Jantung katak terdiri atas 3 ruang, yaitu 2 atrium (kanan=atrium dexter
dan kiri= atrium sinister) dan satu ventrikel. Serta menampung darah dari
pembuluh besar yang akan masuk ke atrium dexter.
Arah aliran darah:
Darah yang kaya akan O2 dari paru-paru dan
kulit masuk ke atrium kiri lalu dilanjutkan ke ventrikel. Sedangkan dari darah
yang miskin akan O2 dari bagian-bagian tubuh masuk ke atrium kiri
dan masuk bergabung dengan darah yang kaya O2 ke ventrikel. Setelah
itu darah yang kaya O2 dan darah Miskin O2 bercampur.
Masuk ke jaringan tubuh (darah kaya O2) dan paru-paru, dan kulit
(darah miskin O2).
Jadi, di dalam ventrikel kedua jenis
darah bercampur. Selanjutnya, darah kaya O2 dari ventrikel
dipompa menuju arteri untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Kulit
amfibi juga berperan sebagai alat pernapasan. Oksigen masuk melalui
kulit secara difusi, ke kapiler-kapiler di bawah kulit. Darah beredar dari
jantung ke seluruh tubuh, kemudian kembali lagi ke jantung. Selain itu,
juga terjadi aliran darah dari jantung menuju paru-paru, kemudian kembali
lagi ke jantung.
Gambar 6. Sistem Peredaran Darah pada Jantung Katak
Sumber:www.artikelsiana.com/2014/10/sistem-peredaran-darah-hewan
proses.html
c. Sistem
Peredaran Darah pada Reptil
Sistem peredaran darah reptil merupakan
peredaran darah ganda. Alat pemompa darah atau
jantung reptil memiliki
struktur yang berbeda dibandingkan ikan dan katak. Ini
ditunjukkan dari ventrikelnya yang memiliki sekat (septum) tak
sempurna. Apabila ventrikel berkontraksi, lubang sekat ini akan
menutup, sehingga sesaat ventrikel terbagi menjadi dua bagian
yang terpisah, yakni ventrikel kanan dan kiri. Meskipun
demikian, jantung reptil dianggap memiliki tiga bagian, meliputi
atrium kanan, atrium kiri, dan ventrikel yang bisa memodifikasi diri. Sekat
antara ventrikel kanan dan ventrikel kiri yang belum sempurna. Menyebabkan terjadi percampuran darah
yang kaya O2 dalam ventrikel kiri dengan darah
yang kaya CO2 dalam ventrikel kanan. Adapun pada atrium reptilia, terdapat sekat (septum)
sempurna, yang menjadikan darah dari kedua atrium tidak bercampur. Ada juga sekat
ventrikel reptilia yang hampir sempurna, contohnya buaya. Sekat di antara
ventrikel buaya ini disebut foramen panizzae, yang berfungsi mengedarkan
oksigen (O2) ke seluruh jaringan tubuh dan juga
menjaga keseimbangan tekanan cairan pada jantung saat buaya
menyelam dalam air.
Sistem peredaran darah
reptil contohnya pada kadal yaitu saat darah beredar, darah yang
mengandung karbondioksida (CO2) dari seluruh jaringan tubuh
dialirkan menuju sinus venosus. Setelah itu, darah menuju atrium kanan,
dan dilanjutkan ke ventrikel. Berikutnya, darah mengalir menuju arteri
pulmonalis dan akhirnya masuk ke paru-paru. Di dalam paru-paru, kandungan
gas karbondioksida (CO2) dalam darah dilepaskan, sementara gas
oksigen (O2) diikat.
Darah yang berasal dari paru-paru akan
menuju atrium kiri melalui vena pulmonalis. Selanjutnya, darah mengalir
menuju ventrikel yang diteruskan menuju aorta. Aorta terbagi atas dua lung
aorta, yang arahnya ke kanan dan ke kiri. Lung aorta kanan membawa darah
yang berasal dari ventrikel kiri untuk diedarkan ke kepala dan anggota
tubuh (organ) bagian depan. Sementara lung aorta kiri membawa
darah yang berasal dari ventrikel kiri untuk dialirkan ke seluruh anggota
tubuh (organ) bagian belakang.
Gambar 7. Organ Jantung pada
Kadal
Sumber:www.artikelsiana.com/2014/10/sistem-peredaran-darah-hewan
proses.html
d. Sistem
Peredaran Darah pada Burung
Sistem peredaran darahnya adalah ganda dan tertutup.
Sistem peredaran darah ganda artinya dalam satu kali beredar darah melalui
jantung 2 kali. Jantung
burung terbagi 4 ruang, yaitu 2 atrium (kanan kiri) serta 2 ventrikel (kanan
kiri). Sekat
antara ventrikel kiri dan ventrikel kanan sempurna sehingga tidak terjadi
percampuran antara darah yang kaya dan miskin oksigen. Dibandingkan dengan vertebrata
lainnya, darah aorta burung mengandung lebih banyak oksigen. Busur aorta pada
burung hanya ada satu, yaitu arcus aorta yang menuju ke sebelah kanan.
Darah yang kaya oksigen dipompa dari bilik kiri menuju
seluruh tubuh melalui aorta. Di sel-sel tubuh oksigen dibebaskan, namun
karbondioksida diikat. Darah yang menjadi miskin oksigen namun kaya
karbondioksida ini mengalir melalui vena menuju serambi kanan dan masuk bilik
kanan. Peredaran darah dari jantung ke seluruh tubuh lalu kembali ke jantung
ini disebut peredaran darah besar.
Dari
bilik kanan, darah miskin O2, namun kaya CO2 dipompa agar mengalir ke paru-paru. Di paru-paru CO2 dilepaskan dan O2 diikat. Darah dari paru-paru
yang telah kaya O2 masuk ke jantung lagi melalui
serambi kiri. Dari serambi kiri darah masuk ke bilik kiri. Peredaran darah dari
jantung menuju paru-paru kembali ke jantung disebut peredaran darah kecil
Gambar
8. Sistem Peredaran Darah pada Burung (Aves)
Sumber:
www.artikelsiana.com/2014/10/sistem-peredaran-darah-hewan proses.html
e.
Sistem
Peredaran Darah pada Mamalia
Menurut (Kimball, 1992:509) atrium kanan menerima darah miskin akan
oksigen (darah deoksi) dari badan, dan ventrikel kanan memompa darah dengan
kuat ke paru–paru untuk melepaskan karbon dioksida dan mengambil persediaan
oksigen yang segar. Darah oksigen kemudian kembali ke atrium kiri, dan dipompa
keluar dengan kuat ke semua organ–organ dan jaringan tubuh. Dengan pernyataan
tersebut, maka mamalia termasuk golongan berdarah panas.
Menurut (Radiopoetra, 1996:580) jantung atau cor dibagi oleh dua septum atriorum dan septum
ventriculorum. Antara atrium dan ventriculus terdapat valvula
atrioventricularis yang menghindari mengalirnya darah dari ventriculus ke
atrium. Di dalam pangkal aorta terdapat valvulae semilunares.
Proses
peredaran darah pada sapi yaitu ventrikel
kanan memompa darah ke paru-paru melalui arteri pulmoner. Ketika darah mengalir
melalui hamparan kapiler paru-paru kanan dan kiri, darah mengambil oksigen dan
melepaskan karbondioksida. Darah yang kaya oksigen akan kembali dari paru-paru
melalui vena pulmoner ke atrium kiri jantung. Kemudian, darah yang kaya oksigen
mengalir ke dalam ventrikel kiri, ketika ventrikel tersebut membuka dan atrium berkontraksi.
Selanjutnya, ventrikel kiri akan memompa darah yang kaya oksigen keluar ke
jaringan tubuh melalui sirkuit sistemik. Darah meninggalkan ventrikel kiri
melalui aorta, yang mengirimkan darah ke arteri yang menuju ke seluruh tubuh.
Darah yang miskin oksigen dari kepala, leher, tungkai depan disalurkan ke dalam
suatu vena besar yang disebut vena cava anterior (superior). Vena besar
lainnya yang disebut vena cava posterior (inferior) mengalirkan darah dari
bagian tubuh utama dan tungkai belakang. Kedua cava itu mengosongkan darahnya
ke dalam atrium kanan, sebelum kemudian darah yang miskin oksigen itu mengalir
ke dalam ventrikel kanan (Campbell, 2000:46). Jantung pada sapi memiliki empat
ruang, dinding bilik kiri lebih tebal dibanding dengan bilik kanan, sebab bilik
kiri bertugas memompakan darah keseluruh tubuh dan bilik kanan hanya mensuplai
darah ke pulmo saja.
Gambar
9. Sistem Peredaran Darah pada Mamalia (Sapi)
Sumber:
www.artikelsiana.com/2014/10/sistem-peredaran-darah-hewan proses.html
3.
Sistem Peredaran Limfa
Pada mamalia dan manusia, selain
peredaran darah, terdapat pula peredaran limfa atau getah bening. Limfa
berperan dalam mengangkut sisa metabolisme, lemak dari usus, dan menghancurkan
kuman. Peredaran limfa tidak selalu melalui pembuluh sehingga disebut peredaran
terbuka. Sistem
limfatis terdiri atas cairan limfa atau cairan getah bening, pembuluh limfa,
dan kelenjar limfa. Cairan
limfa berwarna kuning keputih-putihan yang disebabkan karena adanya kandungan
lemak dari usus. Jika darah tersusun dari banyak sel-sel darah, maka pada limfa
hanya terdapat satu macam sel darah, yaitu limfosit, yang merupakan bagian dari
sel darah putih. Limfosit inilah yang akan menyusun sistem imunitas pada tubuh,
karena dapat menghasilkan antibodi. Pembuluh limfa mempunyai banyak
katup dan terdapat pada semua jaringan tubuh, kecuali pada sistem saraf pusat.
Pembuluh limfa utama dalam tubuh terdiri atas bagian-bagian yaitu duktus limfatikus dekster (pembuluh limfa
kanan) dan duktus toraksikus
(pembuluh limfa dada).
Peredaran limfa dimulai dari jaringan dan berakhir pada pembuluh balik di bawah selangka.
Cairan limfa berasal dari plasma darah dalam kapiler darah yang keluar menuju
jaringan tubuh. Kemudian, cairan limfa ini masuk ke dalam dua macam pembuluh
getah bening, yaitu duktus limfatikus dekster dan duktus toraksikus sinister.
Duktus limfatikus dekster ialah pembuluh yang mengalirkan cairan limfa dari
kepala, leher, dada, paru-paru, jantung, dan tangan sebelah kanan masuk ke
pembuluh balik bawah tulang selangka kanan. Sedangkan, duktus toraksikus
sinister ialah pembuluh yang mengalirkan cairan limfa dari kepala, leher, dada,
paru-paru, jantung, dan tangan sebelah kiri masuk ke pembuluh balik di bawah
tulang selangka kiri.
Aliran di dalam
pembuluh limfa sama halnya dengan aliran darah pada vena, yaitu disebabkan oleh
kontraksi dan relaksasi otot-otot yang ada di sekitarnya. Di dalam pembuluh
limfa yang besar terdapat juga katup-katup untuk menjaga agar aliran limfe
tetap searah. Kelenjar lainnya ditemukan hampir di sepanjang pembuluh limfa. Pada
kelenjar limfa terdapat sel-sel yang menghasilkan limfosit.
Limfosit menghasilkan antibodi untuk
membunuh kuman atau benda-benda asing yang berasal dari luar tubuh atau yang
sudah berkembang pada jaringan tubuh sehingga cairan limfa yang masuk ke dalam
vena sudah tersaring dari kuman dan benda asing lainnya.
Gambar
10. Sistem Peredaran Limfa
Sumber:
ndyacha.blogspot.com/limfa-merupakan-cairan-jaringan-tubuh.html
C. Golongan
Darah
Golongan
darah adalah klasifikasi yang menentukan darah yang dimiliki dengan
melihat jenis antigen yang terdapat pada permukaan sel
darah merah yang diturunkan dari orang tua. Antigen berupa dalam
gugus kimia yang tergantung dari golongan darah tersebut. Ada 32 golongan
darah yang dikenal oleh Perkumpulan Internasional Transfusi Darah. Tetapi
terdapat dua antigen yang paling perlu dipertimbangkan saat
transfusi yaitu golongan darah berdasarkan sistem ABO dan
rhesus (tipe A, B, AB, dan O dengan Rhesus + dan -).
Sistem rhesus atau Rh merupakan
golongan darah nomor dua yang paling signifikan dalam transfusi darah manusia.
Golongan darah rhesus negatif tidak umum pada populasi manusia di Asia dan
hanya berkisar sekitar 0,3% dibandingkan dengan orang kulit putih yang berkisar
15%. Ada atau tidaknya antigen rhesus ditandai dengan tanda + atau -, pada
contoh orang dengan golongan darah A- menunjukkan tidak mempunyai antigen
rhesus. Jenis-jenis golongan darah :
- Golongan
Darah A, hanya memiliki Antigen A pada
permukaan membran sel darah merah dan menghasilkan antibodi terhadap
Antigen B.
- Golongan
Darah B, hanya memiliki antigen B pada
permukaan membran sel darah merah dan menghasilkan antibodi terhadap
antigen A.
- Golongan
Darah AB, memiliki antigen A dan
antigen B pada permukaan membran sel darah merah serta tidak menghasilkan
antibodi terhadap antigen A maupun antigen B.
- Golongan
Darah O, tidak memiliki antigen A
maupun antigen B pada permukaan membran sel darah merah namun dapat
menghasilkan antibodi terhadap antigen A dan antigen B.
D. Gangguan
Sistem Transporatasi Pada Berbagai Hewan
1.
Penyakit Jantung Koroner
Penyakit ini
disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah yang memasok oksigen ke otot jantung
yang menyebabkan aliran darah tidak lancar mengalir ataupun dapat tersumbat
sepenuhnya sehingga darah tidak dapat mengalir untuk memberi makan jantung.
Bagian jantung yang tidak mendapat pasokan oksigen akan mati sehingga akan
menyebabkan kelainan dari fungsi jantung hingga kematian.
2.
Miokarditis
Miokarditis adalah
kelainan pada otot jantung karena radang. Peradangan ini menyebabkan kerja otot
jantung terganggu.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan
makalah yang telah dibuat dapat disimpulkan bahwa sistem
transportasi atau sistem peredaran darah pada umumya untuk organisasi tingkat
rendah belum memiliki sistem sirkulasi secara khusus. Misal pada amoeba dan
paramecium, sirkulasi bahan-bahan metabolisme berikut sisa-sisa metabolisme
dilakukan dengan aliran sitoplasma. Akan tetapi proses difusi berlangsung
sangat lambat sehingga cara tersebut tidak mungkin dapat memenuhi semua
kebutuhan hewan berukuran besar (dengan ketebalan tubuh lebih dari beberpa
millimeter) dan memiliki aktivitas metabolisme tinggi. Oleh karena itu pada
hewan tingkat tinggi diperlukan sistem khusus yang menjamin adanya pergerakan
cairan ke seluruh tubuh secara tepat. Adapun sistem sirkulasi tersebut
dilakukan oleh seperangkat organ-organ sirkulasi darah terbuka dan sistem
peredaran tertutup.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell.2004. Biologi Edisi Kelima Jilid 3.Jakarta: Erlangga.
Campbell.2000. Biologi Edisi Kelima Jilid Tiga.
Jakarta: Erlangga.
Isnaeni,wiwi.2006. Fisiologi Hewan.Yogyakarta: Kanisius.
Kimball, John. 1992. Biologi Edisi Kelima Jilid dua.
Jakarta: Erlangga.
Radiopoetro. 1996. Zoologi. Jakarta: Erlangga.
No comments:
Post a Comment