Sunday, April 10, 2016

Makalah Sistem Transporatasi Pada Berbagai Hewan

http://amirulmukmininblogaddres.blogspot.com/2016/04/blog-post.html



TUGAS KELOMPOK
FISIOLOGI HEWAN
Sistem Transporatasi Pada Berbagai Hewan”
Diajukan untuk memenuhi persyaratan mengikuti Mata Kuliah Fisiologi Hewan.

Dosen Pengampu:
Dr. H. Handoko Santoso, M.Pd.
Dr. Hening Widowati, M.Si.

 



Disusun:
Amirul mukminin



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
MARET 2016
KATA PENGANTAR
 





Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Sistem Transporatasi pada Berbagai Hewan” sebagai bukti tanggung jawab terhadap tugas yang diamanatkan oleh dosen pembimbing mata kuliah fisiologi hewan.
Kami ucapkan terimakasih kepada Dr. H. Handoko Santoso, M.Pd dan Dr. Hening Widowati, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah fisiologi hewan, yang telah membimbing kami dalam pembuatan makalah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah memberikan motivasi sehingga kami terdorong untuk menyelesaikan tugas yang telah diamanatkan kepada kami.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi materi yang disajikan maupun dari setruktur bahasa yang digunakan, itu semua tidak lain disebabkan oleh keterbatasan yang kami miliki, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari penbaca yang berguna untuk pembelajaran kami selanjutnya. Akhir kata mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.


Metro, Maret 2016


Penulis






DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang........................................................................................................ 1
B.    Rumusan Masalah.................................................................................................. 1
C.   Tujuan...................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Sistem Transportasi pada Hewan......................................................... 3
B.    Sistem Transporatasi pada Berbagai Hewan.......................................................... 4
1.   Sistem Peredaran Darah pada Avertebrata................................................... 4
2.   Sistem Peredaran Darah pada Vertebrata..................................................... 6
3.   Peredaran Darah Limfa.................................................................................... 12
4.   Golongan Darah................................................................................................ 13
5.   Gangguan Sistem Transporatasi pada Berbagai Hewan................................... 14
BAB III PENUTUP
Kesimpulan................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA













DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Sistem Sirkulasi pada Paramaecium sp........................................................... 3
Gambar 2. Sistem Peredaran Darah pada Siput................................................................ 4
Gambar 3. Sistem Peredaran Darah pada Serangga........................................................ 5
Gambar 4. Sistem Peredaran Darah pada Cacing Tanah................................................. 5
Gambar 5. Sistem Peredaran Darah pada Ikan................................................................. 7
Gambar 6. Sistem Peredaran Darah pada Jantung katak................................................. 8
Gambar 7. Organ Jantung pada Kadal............................................................................... 9
Gambar 8. Sistem Peredaran Darah pada Burung (Aves)                                                  10
Gambar 9. Sistem Peredaran Darah pada Mamalia (Sapi)                                                11






BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) yang berfungsi mengirimkan zat-zat makanan dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah.
Darah serangga mengangkut zat makanan ke jaringan tubuh dan menyingkirkan bahan sisa metabolis. Pada hewan lain, fungsi utama darah ialah mengangkut oksigen dari paru-paru atau insang ke jaringan tubuh. Dalam darah terkandung hemoglobin yang berfungsi sebagai pengikat oksigen. Pada sebagian hewan tak bertulang belakang atau invertebrata yang berukuran kecil, oksigen langsung meresap ke dalam plasma darah karena protein pembawa oksigennya terlarut secara bebas. Hemoglobin merupakan protein pengangkut oksigen paling efektif dan terdapat pada hewan-hewan bertulang belakang atau vertebrata.

B.  Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian sistem transportasi pada hewan?
2.    Bagaimana sistem transportasi pada berbagai hewan?
3.    Apa saja organ-organ yang terlibat dalam sistem transportasi?
4.    Apa saja gangguan pada sistem transportasi berbagai hewan?

C.  Tujuan Penulisan
1.    Dapat memahami pengertian sistem transportasi pada hewan.
2.    Dapat memahami sistem transportasi pada berbagai hewan.
3.    Dapat memahami organ-organ yang terlibat dalam sistem transportasi.
4.    Dapat memahami gangguan pada sistem transportasi berbagai hewan.






BAB II
PEMBAHASAN
Surat  Al-Mu’min ayat 67


Artinya : ” Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya).”.

A.  Pengertian Sistem Transportasi pada Hewan
Isnaeni (168:2006) menyatakan bahwa sistem transpor pada hewan bervariasi, tergantung pada tingkat perkembangan tubuh hewan tersebut. Protozoa bersilia yang hidup sesil ternyata mampu menyelenggarakan sirkulasi cairan tubuh menggunakan khoanosit,sedangkan koelenterata melaksanakannya dengan cara mengalirkan air melalui saluran khusus pada sistem gastrovaskuler yang bersilia.
Sistem transportasi atau sistem peredaran darah pada umumya untuk organisasi tingkat rendah belum memiliki sistem sirkulasi secara khusus. Misal pada amoeba dan paramecium, sirkulasi bahan-bahan metabolisme berikut sisa-sisa metabolisme dilakukan dengan aliran sitoplasma. Akan tetapi proses difusi berlangsung sangat lambat sehingga cara tersebut tidak mungkin dapat memenuhi semua kebutuhan hewan berukuran besar (dengan ketebalan tubuh lebih dari beberpa millimeter) dan memiliki aktivitas metabolisme tinggi. Oleh karena itu pada hewan tingkat tinggi diperlukan sistem khusus yang menjamin adanya pergerakan cairan ke seluruh tubuh secara tepat. Adapun sistem sirkulasi tersebut dilakukan oleh seperangkat organ-organ sistem peredaran darah terbuka dan tertutup.

B.  Sistem Transporatasi Pada Berbagai Hewan
1.   Sistem Peredaran Darah pada Avertebrata
Avertebrata merupakan hewan yang tidak bertulang belakang. Ada hewan yang belum memiliki peredaran darah, ada yang berupa peredaran darah terbuka dan ada yang berupa peredaran darah tertutup.
a.   Sistem Peredaran Darah Tidak Melalui Peredaran Darah
Hewan bersel satu (protozoa) tidak memiliki sistem peredaran darah. Gas yang dibutuhkan dan zat makanan yang akan diserap dilakukan secara difusi, karena tubuh hanya terdiri atas satu sel sehingga seluruh aktivitas metabolisme dilakukan oleh sel itu sendiri. Hewan jenis ini menggunakan organel selnya untuk metabolisme, seperti Paramaecium sp menggunakan vakuola kontraktif untuk mengedarkan zat makanan cair dan menggunakan vakuola makanan untuk mengedarkan zat makanan padat. Paramaecium sp belum memiliki sistem sirkulasi khusus, sistem sirkulasinya berlangsung secara difusi yakni melalui membran plasma. Proses pemasukan gas oksigen ke dalam sel dan pengeluaran gas karbon dioksida dari sel terjadi melalui membran plasma. Ada hewan yang menggunakan rongga sebagai saluran pencernaan sekaligus saluran yang dinamakan rongga gastrovaskuler. Contoh Hydra dan Planaria.
 








              Gambar 1. Sistem Sirkulasi Pada Paramaecium sp
Sumber:www.artikelsiana.com/2014/10/sistem-peredaran-darah-hewan proses.html

b.   Sistem Peredaran Darah Terbuka
Dinamakan sistem peredaran darah terbuka karena darah ataupun homolimfa dialirkan tidak melalui pembuluh, tetapi langsung dialirkan ke dalam rongga tubuh. Sistem ini dijumpai pada hampir semua jenis Mollusca dan Arthropoda.
1)  Sistem Peredaran Darah pada Mollusca
Organ peredaran darah mollusca contohnya siput terdiri atas jantung dan pembuluh darah yang masih sederhana. Jantungnya terdiri atas atrium dan ventrikel yang terletak di dalam rongga perikardial. Jika jantung berdenyut, darah akan terpompa ke luar menuju rongga perikardial atau sinus terus menuju ke jaringan tubuh. Di dalam jaringan, darah akan membebaskan zat makanan dan menyerap zat-zat sisa. Selanjutnya darah akan menuju ke rongga perikardial terus jantung melalui ostium.
 






Gambar 2. Sistem Peredaran Darah pada Siput
Sumber: www.artikelsiana.com/2014/10/sistem-peredaran-darah-hewan proses.html

2)  Sistem Peredaran Darah pada Arthropoda
Alat peredaran darah arthropoda yang salah satunya yaitu pada kelas insecta (serangga) terdiri atas jantung dan arteri. Pada serangga, darah berada dalam rongga tubuh. Oleh karena itu, organ-organ tubuh dalam rongga tubuh terendam dan langsung berhubungan dengan darah. Darah dan cairan tubuh serangga disebut dengan hemolimfa. Jantung pada Arthropoda, belum berbentuk jantung seperti pada hewan lain. Jantung hanya berupa tabung yang memiliki dinding otot yang tebal sehingga mampu berkontraksi. Jantung seperti ini disebut jantung pembuluh. Pada serangga, jantung pembuluh yang berada di bagian belakang tubuh, sejajar dengan punggung. Jantung tersebut berhubungan langsung dengan aorta yang berada di tubuh bagian depan. Ketika jantung pembuluh berdenyut, darah terpompa ke aorta di tubuh bagian depan, lalu memasuki rongga tubuh. Antara aorta dan jantung pembuluh sudah dibatasi oleh klep yang berfungsi mencegah aliran balik ketika jantung berelaksasi. Jantung pembuluh memiliki pori halus. Melalui pori halus tersebut, darah dari rongga tubuh memasuki jantung untuk dipompa kembali ke seluruh tubuh.
Fungsi hemolimfa untuk mengedarkan zat-zat makanan kepada sel-sel. Hemolimfa tidak mengandung hemoglobin sehingga tidak mengikat oksigen. Dengan demikian darah Arthropoda hanya mengedarkan sari makanan. Oksigen dan karbondioksida diedarkan melalui sistem  trakea yang memungkinkan oksigen dari lingkungan dapat mencapai jaringan.
 






Gambar 3. Sistem Peredaran Darah pada Serangga
Sumber: www.artikelsiana.com/2014/10/sistem-peredaran-darah-hewan proses.html

c.   Sistem peredaran darah tertutup
Dinamakan sistem peredaran darah tertutup karena darah beredar di dalam pembuluh-pembuluh yang saling berhubungan. Peredaran darah tertutup sederhana, contohnya pada cacing tanah. Alat peredaran darah cacing tanah berupa pembuluh darah punggung (dorsal) dan pembuluh darah perut (ventral) yang dihubungkan oleh pembuluh darah samping (lateral) serta pembuluh kapiler. Pembuluh darah samping pada segmen ke-7 sampai ke-11 terdiri atas 5 pasang lengkung aorta, kelima pasang lengkung aorta inilah yang dianggap “Jantung cacing”.
Arah aliran darahnya:
Jika jantung dan pembuluh punggung berdenyut (dorsal), darah akan mengalir menuju pembuluh perut dan pembuluh kapiler. Oksigen yang diserap kulit cacing secara difusi akan memasuki kapiler dan diikat hemoglobin yang akan menuju pembuluh punggung untuk dipompakan keseluruh tubuh.

 








Gambar 4. Sistem Peredaran Darah pada Cacing Tanah
Sumber: www.artikelsiana.com/2014/10/sistem-peredaran-darah-hewan proses.html

2.   Sistem Peredaran Darah pada Vertebrata
Sistem peredaran darah yang lebih kompleks terdapat pada vertebrata. Pusat peredaran darah vertebrata adalah jantung.
a.   Sistem Peredaran Darah pada Pisces (Ikan)
Sistem peredaran darah ikan disebut peredaran darah tunggal, karena darah hanya satu kali melewati jantung. Jantung ikan terdiri dari 2 ruang, yaitu satu atrium dan satu ventrikel. Dinding atrium tipis, sehingga warna darah di dalamnya tampak memerah dengan jelas, sedangkan dinding biliknya cukup tebal, sehingga tampak lebih pucat. Selain itu pada jantung ikan terdapat sinus venosus yang menerima darah dari vena kardinalis anterior dan vena kardinalis posterior. Komponen-komponen penyusun peredaran darah pada ikan terdiri dari jantung, cairan darah, dan pembuluh darah.
1)  Jantung
Jantung ikan tersusun atas sebuah sinus venosus, atrium, ventrikel, dan sebuah konus arteriosus yang tersusun secara linier. Sinus venosus adalah struktur penghubung berupa rongga yang menerima darah dari vena dan terbuka di ruang depan jantung. Diantara antrium dan ventrikel jantung terdapat klep untuk menjaga agar aliran darah tetap searah.
2)  Cairan Darah
Cairan darah terdiri atas plasma darah yang mengandung sel darah merah.
3)  Pembuluh Darah.
Pembuluh darah terdiri dari vena (berfungsi untuk membawa darah menuju jantung. Darah yang membawa vena berasal dari bagian tubuh yang berbeda sehingga vena memiliki berbagai macam pembuluh), arteri (berfungsi untuk membawa darah keluar dari jantung. Pembuluh arteri besar disebut aorta. Aorta pada ikan terdiri atas aorta dorsal yang terletak pada punggung dan orta ventral yang terletak pada perut), sinus venosus (merupakan rongga penghubung atau ruang yang terletak di bagian depan sebelum masuk jantung. Sinus venosus berfungsi untuk menerima darah dari vena), konus arterious (merupakan rongga penghubung atau ruang yang terletak dibagian belakang setelah jantung. Konus arteriosus berfungsi menerima darah dari jantung).
Proses Peredaran Darah pada Ikan, darah kotor yang terkumpul dari seluruh badan ikan masuk ke atrium yang berdinding tipis. Pada waktu jantung kendur, darah mengalir melalui sebuah katup ke dalam ventrikel yang berdinding tebal. Kontraksi ventrikel yang kuat mendesak darah keluar melalui aorta ventralis yang bercabang-cabang menjadi 6 pasang lubang aorta yang menjulur secara dorsal menuju insang melalui arteri eferen brankialis. Darah yang mengandung CO2 tersebut dilepaskan ke dalam air melalui kapiler dalam insang dan O2 berdifusi dari air menuju insang. Darah dari insang yang mengandung O2, kemudian meninggalkan insang menuju aorta dorsalis. Aorta dorsalis membagi darah ini memenjadi cabang-cabang yang menuju ke seluruh bagian tubuh. Pada seluruh bagian tubuh ini O2 digunakan oleh sel, yang menghasilkan CO2. Darah kotor dari tubuh bagian depan kembali ke jantung melalui vena kardinalis anterior, sedangkan darah kotor dari tubuh bagian belakang masuk ke jantung melalui vena kardinalis posterior. Darah kotor dari hati kembali ke jantung melewati vena hepatika.
 








                 Gambar 5. Sistem Peredaran Darah pada Ikan
Sumber: www.artikelsiana.com/2014/10/sistem-peredaran-darah-hewan proses.html


b.   Sistem Peredaran Darah pada Amfibi
Sistem peredaran darah amfibi seperti katak disebut peredaran darah ganda karena dalam satu kali peredarannya, darah melewati jantung dua kali. Pada masa larva (berudu) sistem peredaran darahnya menyerupai ikan. Setelah metemorfosis menjadi katak, sistem peredaran darah mengalami perubahan yang sesuai untuk kehidupan dilingkungan darat. Alat peredaran darah terdiri atas jantung, pembuluh nadi, kapiler, dan pembuluh balik. Jantung katak terdiri atas 3 ruang, yaitu 2 atrium (kanan=atrium dexter dan kiri= atrium sinister) dan satu ventrikel. Serta menampung darah dari pembuluh besar yang akan masuk ke atrium dexter.
Arah aliran darah:
Darah yang kaya akan O2 dari paru-paru dan kulit masuk ke atrium kiri lalu dilanjutkan ke ventrikel. Sedangkan dari darah yang miskin akan O2 dari bagian-bagian tubuh masuk ke atrium kiri dan masuk bergabung dengan darah yang kaya O2 ke ventrikel. Setelah itu darah yang kaya O2 dan darah Miskin O2 bercampur. Masuk ke jaringan tubuh (darah kaya O2) dan paru-paru, dan kulit (darah miskin O2).
Jadi, di dalam ventrikel kedua jenis darah bercampur. Selanjutnya, darah kaya O2 dari ventrikel dipompa menuju arteri untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Kulit amfibi juga berperan sebagai alat pernapasan. Oksigen masuk melalui kulit secara difusi, ke kapiler-kapiler di bawah kulit. Darah beredar dari jantung ke seluruh tubuh, kemudian kembali lagi ke jantung. Selain itu, juga terjadi aliran darah dari jantung menuju paru-paru, kemudian kembali lagi ke jantung.
 











Gambar 6. Sistem Peredaran Darah pada Jantung Katak
Sumber:www.artikelsiana.com/2014/10/sistem-peredaran-darah-hewan proses.html



c.   Sistem Peredaran Darah pada Reptil
Sistem peredaran darah reptil merupakan peredaran darah ganda. Alat pemompa darah atau jantung reptil memiliki struktur yang berbeda dibandingkan ikan dan katak. Ini ditunjukkan dari ventrikelnya yang memiliki sekat (septum) tak sempurna. Apabila ventrikel berkontraksi, lubang sekat ini akan menutup, sehingga sesaat ventrikel terbagi menjadi dua bagian yang terpisah, yakni ventrikel kanan dan kiri. Meskipun demikian, jantung reptil dianggap memiliki tiga bagian, meliputi atrium kanan, atrium kiri, dan ventrikel yang bisa memodifikasi diri. Sekat antara ventrikel kanan dan ventrikel kiri yang belum sempurna. Menyebabkan terjadi percampuran darah yang kaya O2 dalam ventrikel kiri dengan darah yang kaya CO2 dalam ventrikel kanan. Adapun pada atrium reptilia, terdapat sekat (septum) sempurna, yang menjadikan darah dari kedua atrium tidak bercampur. Ada juga sekat ventrikel reptilia yang hampir sempurna, contohnya buaya. Sekat di antara ventrikel buaya ini disebut foramen panizzae, yang berfungsi mengedarkan oksigen (O2) ke seluruh jaringan tubuh dan juga menjaga keseimbangan tekanan cairan pada jantung saat buaya menyelam dalam air.
Sistem peredaran darah reptil contohnya pada kadal yaitu saat darah beredar, darah yang mengandung karbondioksida (CO2) dari seluruh jaringan tubuh dialirkan menuju sinus venosus. Setelah itu, darah menuju atrium kanan, dan dilanjutkan ke ventrikel. Berikutnya, darah mengalir menuju arteri pulmonalis dan akhirnya masuk ke paru-paru. Di dalam paru-paru, kandungan gas karbondioksida (CO2) dalam darah dilepaskan, sementara gas oksigen (O2) diikat.
Darah yang berasal dari paru-paru akan menuju atrium kiri melalui vena pulmonalis. Selanjutnya, darah mengalir menuju ventrikel yang diteruskan menuju aorta. Aorta terbagi atas dua lung aorta, yang arahnya ke kanan dan ke kiri. Lung aorta kanan membawa darah yang berasal dari ventrikel kiri untuk diedarkan ke kepala dan anggota tubuh (organ) bagian depan. Sementara lung aorta kiri membawa darah yang berasal dari ventrikel kiri untuk dialirkan ke seluruh anggota tubuh (organ) bagian belakang.








 



Gambar 7. Organ Jantung pada Kadal







Sumber:www.artikelsiana.com/2014/10/sistem-peredaran-darah-hewan proses.html


d.   Sistem Peredaran Darah pada Burung
Sistem peredaran darahnya adalah ganda dan tertutup. Sistem peredaran darah ganda artinya dalam satu kali beredar darah melalui jantung 2 kali. Jantung burung terbagi 4 ruang, yaitu 2 atrium (kanan kiri) serta 2 ventrikel (kanan kiri). Sekat antara ventrikel kiri dan ventrikel kanan sempurna sehingga tidak terjadi percampuran antara darah yang kaya dan miskin oksigen. Dibandingkan dengan vertebrata lainnya, darah aorta burung mengandung lebih banyak oksigen. Busur aorta pada burung hanya ada satu, yaitu arcus aorta yang menuju ke sebelah kanan.
Darah yang kaya oksigen dipompa dari bilik kiri menuju seluruh tubuh melalui aorta. Di sel-sel tubuh oksigen dibebaskan, namun karbondioksida diikat. Darah yang menjadi miskin oksigen namun kaya karbondioksida ini mengalir melalui vena menuju serambi kanan dan masuk bilik kanan. Peredaran darah dari jantung ke seluruh tubuh lalu kembali ke jantung  ini disebut peredaran darah besar.
Dari bilik kanan, darah miskin O2, namun kaya CO2 dipompa agar mengalir ke paru-paru. Di paru-paru CO2 dilepaskan dan O2 diikat. Darah dari paru-paru yang telah kaya O2 masuk ke jantung lagi melalui serambi kiri. Dari serambi kiri darah masuk ke bilik kiri. Peredaran darah dari jantung menuju paru-paru kembali ke jantung disebut peredaran darah kecil
 














Gambar 8. Sistem Peredaran Darah pada Burung (Aves)
Sumber: www.artikelsiana.com/2014/10/sistem-peredaran-darah-hewan proses.html

e.   Sistem Peredaran Darah pada Mamalia
Menurut (Kimball, 1992:509) atrium kanan menerima darah miskin akan oksigen (darah deoksi) dari badan, dan ventrikel kanan memompa darah dengan kuat ke paru–paru untuk melepaskan karbon dioksida dan mengambil persediaan oksigen yang segar. Darah oksigen kemudian kembali ke atrium kiri, dan dipompa keluar dengan kuat ke semua organ–organ dan jaringan tubuh. Dengan pernyataan tersebut, maka mamalia termasuk golongan berdarah panas.
Menurut (Radiopoetra, 1996:580) jantung atau cor dibagi oleh dua septum atriorum dan septum ventriculorum. Antara atrium dan ventriculus terdapat valvula atrioventricularis yang menghindari mengalirnya darah dari ventriculus ke atrium.  Di dalam pangkal aorta terdapat valvulae semilunares.
Proses peredaran darah pada sapi yaitu ventrikel kanan memompa darah ke paru-paru melalui arteri pulmoner. Ketika darah mengalir melalui hamparan kapiler paru-paru kanan dan kiri, darah mengambil oksigen dan melepaskan karbondioksida. Darah yang kaya oksigen akan kembali dari paru-paru melalui vena pulmoner ke atrium kiri jantung. Kemudian, darah yang kaya oksigen mengalir ke dalam ventrikel kiri, ketika ventrikel tersebut membuka dan atrium berkontraksi. Selanjutnya, ventrikel kiri akan memompa darah yang kaya oksigen keluar ke jaringan tubuh melalui sirkuit sistemik. Darah meninggalkan ventrikel kiri melalui aorta, yang mengirimkan darah ke arteri yang menuju ke seluruh tubuh. Darah yang miskin oksigen dari kepala, leher, tungkai depan disalurkan ke dalam suatu vena besar yang disebut vena cava anterior (superior).  Vena besar lainnya yang disebut vena cava posterior (inferior) mengalirkan darah dari bagian tubuh utama dan tungkai belakang. Kedua cava itu mengosongkan darahnya ke dalam atrium kanan, sebelum kemudian darah yang miskin oksigen itu mengalir ke dalam ventrikel kanan (Campbell, 2000:46). Jantung pada sapi memiliki empat ruang, dinding bilik kiri lebih tebal dibanding dengan bilik kanan, sebab bilik kiri bertugas memompakan darah keseluruh tubuh dan bilik kanan hanya mensuplai darah ke pulmo saja.
 










Gambar 9. Sistem Peredaran Darah pada Mamalia (Sapi)
Sumber: www.artikelsiana.com/2014/10/sistem-peredaran-darah-hewan proses.html
3.   Sistem Peredaran Limfa
Pada mamalia dan manusia, selain peredaran darah, terdapat pula peredaran limfa atau getah bening. Limfa berperan dalam mengangkut sisa metabolisme, lemak dari usus, dan menghancurkan kuman. Peredaran limfa tidak selalu melalui pembuluh sehingga disebut peredaran terbuka. Sistem limfatis terdiri atas cairan limfa atau cairan getah bening, pembuluh limfa, dan kelenjar limfa. Cairan limfa berwarna kuning keputih-putihan yang disebabkan karena adanya kandungan lemak dari usus. Jika darah tersusun dari banyak sel-sel darah, maka pada limfa hanya terdapat satu macam sel darah, yaitu limfosit, yang merupakan bagian dari sel darah putih. Limfosit inilah yang akan menyusun sistem imunitas pada tubuh, karena dapat menghasilkan antibodi. Pembuluh limfa mempunyai banyak katup dan terdapat pada semua jaringan tubuh, kecuali pada sistem saraf pusat. Pembuluh limfa utama dalam tubuh terdiri atas bagian-bagian yaitu duktus limfatikus dekster (pembuluh limfa kanan) dan duktus toraksikus (pembuluh limfa dada).
Peredaran limfa dimulai dari jaringan dan berakhir pada pembuluh balik di bawah selangka. Cairan limfa berasal dari plasma darah dalam kapiler darah yang keluar menuju jaringan tubuh. Kemudian, cairan limfa ini masuk ke dalam dua macam pembuluh getah bening, yaitu duktus limfatikus dekster dan duktus toraksikus sinister. Duktus limfatikus dekster ialah pembuluh yang mengalirkan cairan limfa dari kepala, leher, dada, paru-paru, jantung, dan tangan sebelah kanan masuk ke pembuluh balik bawah tulang selangka kanan. Sedangkan, duktus toraksikus sinister ialah pembuluh yang mengalirkan cairan limfa dari kepala, leher, dada, paru-paru, jantung, dan tangan sebelah kiri masuk ke pembuluh balik di bawah tulang selangka kiri.
Aliran di dalam pembuluh limfa sama halnya dengan aliran darah pada vena, yaitu disebabkan oleh kontraksi dan relaksasi otot-otot yang ada di sekitarnya. Di dalam pembuluh limfa yang besar terdapat juga katup-katup untuk menjaga agar aliran limfe tetap searah. Kelenjar lainnya ditemukan hampir di sepanjang pembuluh limfa. Pada kelenjar limfa terdapat sel-sel yang menghasilkan limfosit.
       Limfosit menghasilkan antibodi untuk membunuh kuman atau benda-benda asing yang berasal dari luar tubuh atau yang sudah berkembang pada jaringan tubuh sehingga cairan limfa yang masuk ke dalam vena sudah tersaring dari kuman dan benda asing lainnya.


 








Gambar 10. Sistem Peredaran Limfa
Sumber: ndyacha.blogspot.com/limfa-merupakan-cairan-jaringan-tubuh.html
C.  Golongan Darah
Golongan darah adalah klasifikasi yang menentukan darah yang dimiliki dengan melihat jenis antigen yang terdapat pada permukaan sel darah merah yang diturunkan dari orang tua. Antigen berupa dalam gugus kimia yang tergantung dari golongan darah tersebut. Ada 32 golongan darah yang dikenal oleh Perkumpulan Internasional Transfusi Darah. Tetapi terdapat dua antigen yang paling perlu dipertimbangkan saat transfusi yaitu golongan darah berdasarkan sistem ABO dan rhesus (tipe A, B, AB, dan O dengan Rhesus + dan -).
Sistem rhesus atau Rh merupakan golongan darah nomor dua yang paling signifikan dalam transfusi darah manusia. Golongan darah rhesus negatif tidak umum pada populasi manusia di Asia dan hanya berkisar sekitar 0,3% dibandingkan dengan orang kulit putih yang berkisar 15%. Ada atau tidaknya antigen rhesus ditandai dengan tanda + atau -, pada contoh orang dengan golongan darah A- menunjukkan tidak mempunyai antigen rhesus. Jenis-jenis golongan darah :
  • Golongan Darah A, hanya memiliki Antigen A pada permukaan membran sel darah merah dan menghasilkan antibodi terhadap Antigen B.
  • Golongan Darah B, hanya memiliki antigen B pada permukaan membran sel darah merah dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A.
  • Golongan Darah AB, memiliki antigen A dan antigen B pada permukaan membran sel darah merah serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun antigen B.
  • Golongan Darah O, tidak memiliki antigen A maupun antigen B pada permukaan membran sel darah merah namun dapat menghasilkan antibodi terhadap antigen A dan antigen B.

D.  Gangguan Sistem Transporatasi Pada Berbagai Hewan
1.  Penyakit Jantung Koroner
Penyakit ini disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah yang memasok oksigen ke otot jantung yang menyebabkan aliran darah tidak lancar mengalir ataupun dapat tersumbat sepenuhnya sehingga darah tidak dapat mengalir untuk memberi makan jantung. Bagian jantung yang tidak mendapat pasokan oksigen akan mati sehingga akan menyebabkan kelainan dari fungsi jantung hingga kematian.
2.  Miokarditis
Miokarditis adalah kelainan pada otot jantung karena radang. Peradangan ini menyebabkan kerja otot jantung terganggu.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan makalah yang telah dibuat dapat disimpulkan bahwa sistem transportasi atau sistem peredaran darah pada umumya untuk organisasi tingkat rendah belum memiliki sistem sirkulasi secara khusus. Misal pada amoeba dan paramecium, sirkulasi bahan-bahan metabolisme berikut sisa-sisa metabolisme dilakukan dengan aliran sitoplasma. Akan tetapi proses difusi berlangsung sangat lambat sehingga cara tersebut tidak mungkin dapat memenuhi semua kebutuhan hewan berukuran besar (dengan ketebalan tubuh lebih dari beberpa millimeter) dan memiliki aktivitas metabolisme tinggi. Oleh karena itu pada hewan tingkat tinggi diperlukan sistem khusus yang menjamin adanya pergerakan cairan ke seluruh tubuh secara tepat. Adapun sistem sirkulasi tersebut dilakukan oleh seperangkat organ-organ sirkulasi darah terbuka dan sistem peredaran tertutup.

  















DAFTAR PUSTAKA

Campbell.2004. Biologi Edisi Kelima Jilid 3.Jakarta: Erlangga.
Campbell.2000. Biologi Edisi Kelima Jilid Tiga. Jakarta: Erlangga.
Isnaeni,wiwi.2006. Fisiologi Hewan.Yogyakarta: Kanisius.
Kimball, John. 1992. Biologi Edisi Kelima Jilid dua. Jakarta: Erlangga.
Radiopoetro. 1996. Zoologi. Jakarta: Erlangga.



No comments:

Post a Comment