PROSES PEMBUAHAN ATAU FERTILISASI
Proses fertilisasi merupakan proses
peleburan ( fusi ) antara sel telur ovum dan sel sperma. proses fertilisasi
terjadi didalam telur (tuba falopi). Hasil proses dari fertilisasi yaitu ,
zigotberupa sebuah set dengan jumlah sel kromosom 2n(diploid). Selanjutnya saat
bergerak kearah rahim, zigot berkembang menjadi morulla dalam waktu 4 hari.
saat itu morulla berkembang menjadi balastula.
Perkembangan
selanjutnya, sel-sel bagian dalam blastula akan berkembang menjadi bakal janin (embrioblas),
dan selsel bagian luar blastula akan berkembang menjadi trofoblas.
Ovulasi adalah proses lepasnya Oosit (bukan Ovum). Oosit masih berada di
tahap Oosit sekunder. Jadi, belum berupa
ovum matang. Lalu kapan Oosit menjadi Ovum?
Oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel,
satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu sel lagi berukuran lebih kecil
disebut badan kutub sekunder. Ootid ini akan bermetamorfosis menjadi Ovum.
Namun, untuk membuat Oosit sekunder menjadi Ootid perlu dirangsang oleh
keberadaan sperma. Jika tidak ada sperma maka Oosit ini tidak ada yang
membuahi, sehingga akan ikut luruh bersama dinding rahim saat menstruasi.
Ketika
sperma Jika pada sel terdapat 2 inti sel (pronukleus) dari Sperma dan
Oosit yang belum melebur, juga terdapat 2 badan polar maka saat itu juga ootid kemudian mencapai perkembangan akhir atau
finalnya menjadi Ovum yang matang.
Sekarang, kembali ke Ovulasi. Keluarnya
Oosit disebabkan oleh Luteinizing Hormone (LH) yang disekresikan oleh
hipofisis. Hipofisis terangsang oleh estrogen yang diproduksi sel-sel folikel.
Saat menjelang ovulasi, Meiosis I selesai, Oosit sekunder dan badan polar
pertama melanjutkan pembelahan dengan melakukan Meiosis II dan berhenti pada
Metafase II. Selanjutnya, oosit sekunder dilepas dari ovarium dan ditangkap
oleh Fimbriae dan dibawa ke oviduk.
STRUKTUR
OOSIT
Oosit yang baru keluar dari Ovarium
memiliki beberapa lapisan pelindung, antara lain:
1.
Cumulus Oophorus adalah
tumpukan sel-sel granulosa yang menyelubungi dan menunjang oosit, nantinya
sel-sel granulosa ini akan berubah menjadi mantel terluar yang paling tebal
yang disebut Korona Radiata.
2.
Zona pellusida adalah
lapisan pelindung ovum yang tebal dan terletak di bagian tengah. Terdiri dari
protein dan mengandung reseptor untuk spermatozoa. Dapat juga mencegah
terjadinya polyspermi (lebih dari 1 sperma yang masuk)
Ovulasi
adalah proses lepasnya Oosit (bukan Ovum). Oosit masih berada di tahap Oosit
sekunder. Jadi, belum berupa ovum
matang. Lalu kapan Oosit menjadi Ovum?
Oosit
sekunder akan membelah menjadi dua sel, satu sel berukuran normal disebut ootid
dan satu sel lagi berukuran lebih kecil disebut badan kutub sekunder. Ootid ini
akan bermetamorfosis menjadi Ovum. Namun, untuk membuat Oosit sekunder menjadi
Ootid perlu dirangsang oleh keberadaan sperma. Jika tidak ada sperma maka Oosit
ini tidak ada yang membuahi, sehingga akan ikut luruh bersama dinding rahim
saat menstruasi.
Ketika
sperma Jika pada sel terdapat 2 inti sel (pronukleus) dari Sperma dan
Oosit yang belum melebur, juga terdapat 2 badan polar maka saat itu juga ootid kemudian mencapai perkembangan akhir atau
finalnya menjadi Ovum yang matang.
Sekarang,
kembali ke Ovulasi. Keluarnya Oosit disebabkan oleh Luteinizing Hormone (LH)
yang disekresikan oleh hipofisis. Hipofisis terangsang oleh estrogen yang
diproduksi sel-sel folikel. Saat menjelang ovulasi, Meiosis I selesai, Oosit
sekunder dan badan polar pertama melanjutkan pembelahan dengan melakukan Meiosis
II dan berhenti pada Metafase II. Selanjutnya, oosit sekunder dilepas dari
ovarium dan ditangkap oleh Fimbriae dan dibawa ke oviduk.
Pada minggu kedua setelah pembuahan,
blastula mengalami implantasi (tertanam) dalam selaput lendir rahim (endometrium).
Bagian trofoblas terbenam lebih dalam, bersama endometrium akan berdiferensiasi
menjadi plasenta, organ berbentuk piring tempat terjadinya tukar-menukar zat
antara bayi dan ibunya.
Bagian embrioblas membentuk dua lapisan,
yaitu lapisan luar (ektodermis) dan lapisan dalam (endodermis). Bagian
permukaan dari lapisan ektodermis mengadakan pelekukan ke dalam (invaginasi)
membentuk lapisan tengah (mesodermis). Proses ini disebut gastrulasi, terjadi
pada minggu ketiga.
Perkembangan
berikutnya, dari ketiga lapisan dasar terbentuk jaringan, organ dan sistem
tubuh. Hal ini terjadi mulai dari minggu keempat sampai dengan kedelapan,
periode ini disebut masa organogenesis.
Setelah masa organogenesis, dilanjutkan
dengan masa janin yang dimulai sejak usia kehamilan 9 minggu sampai dengan
sesaat sebelum lahir (partus). Masa janin ditandai dengan penyempurnaan
jaringan-jaringan dan organorgan dalam serta pertumbuhan tubuh yang pesat. Masa
kehamilan (gestasi) dihitung dari pembuahan (proses fertilisasi) sampai dengan
kelahiran (partus), lamanya sekitar 226 hari atau 38 minggu atau 9 bulan 10
hari.
Sperma
dapat menembus oosit sekunder karena baik sperma maupun oosit sekunder
menghasilkan enzim dan senyawa tertentu sehingga terjadi aktivitas yang saling
mendukung. Pada sperma terjadi Reaksi Akrosom, yaitu pelepasan enzim-enzim yang dapat menembus
dinding Oosit, diantaranya:
1.
Hialuronidase, enzim
yang dapat melarutkan senyawa hilarunoid yang terdapat pada lapisan korona
radiata.
2.
Akrosin,
protease yang dapat menghancurkan glikoprotein pada zona pelusida.
3.
Antifertilizin,
antigen terhadap oosit sekunder sehingga sperma dapat melekat pada oosit
sekunder.
No comments:
Post a Comment