Nyamuk Aides, Anopheles, dan Culex
A. Latar
Belakang
Nyamuk adalah hewan yang termasuk
serangga yang hidup di sekitar kehidupan manusia. kadang, nyamuk
diidentifikasikan sebagai hewan yang suka mengganggu kehidupan manusia karena
nyamuk sering menghisap darah manusia dan menyebabkan beberapa penyakit seperti
DBD, malaria, dan kaki gajah.
Nyamuk
dari jenis Aides merupakan nyamuk penyebab penyakit demam berdarah (DBD).
Sedangkan nyamuk anopheles adalah penyebab penyakit Malaria, dan nyamuk Culex
menyebabkan penyakit kaki gajah. Karena nyamuk-nyamuk ini berada di sekitar
kehidupan manusia, maka kita harus lebih memahami mengenai nyamuk-nyamuk
tersebut agar terhindar dari penyakit yang sudah disebutkan diatas.
Oleh
karena itu, dalam artikel ini, kami akan menjelaskan mengenai ciri-ciri
morfologi nyamuk, kehidupan, serta perkembangbiakan nyamuk-nyamuk tersebut
sehingga kita bisa membedakan ketiga nyamuk tersebut. Dan pada akhirnya kita
akan mengetahui tindakan-tindakan prefentif yang dapat dilakukan untuk mencegah
terjadinya penyakit-penyakit tersebut.
B. Tujuan:
1. Mengetahui
ciri morfologi nyamuk aides,anopheles, dan culex
2. Mengetahui
kehidupan berupa siklus hidup nyamuk-nyamuk tersebut
3. Mengetahui
penyakit-penyakit yang ditimbulkan oleh nyamuk-nyamuk tersebut
4. Mengetahui
tindakan pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit-
penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk.
C. Landasan
Teori
Soekirno, dkk (2006: 404) menyatakan
bahwa penyakit malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di
Indonesia yang diprioritaskan pemberantasannnya dalam pemberantasan penyakit
menular untuk mendukung program pemberantasan penyakit malaria tersebut
diperlukan adanya penelitian yang terarah dan terencana dengan baik. Spesies
nyamuk Anopheles yang telah dikonfirmasi sebagai vektor malaria di indonesia
adalah An. Aconitus Donitz, An. Subpictus Grassi, dan An. Sundaicus Rodenwaldt.
Ariati, dkk (2008: 30) menyatakan bahwa
An. sundaicus merupakan salah satu vektor malaria yang dijumpai di daerah
pantai, tempat perkembangbiakannya adalah di air payau dengan salinitas antara
0-25 per mil, seperti rawa-rawa berair payau, tambak-tambak ikan tidak terurus
yang banyak ditumbuhi lumut, lagun, muara-muara sungai yang banyak ditumbuhi
tanaman air dan genangan air di bawah hutan bakau yang kena sinar matahari dan
berlumut An. sundaicus ditemukan
sepanjang tahun dan paling banyak ditemukan pada pertengahan sampai akhir musim
kemarau (September-Desember).
Kardinan (2007: 39) Penyakit DBD
ditularkan oleh suatu vektor yaitu nyamuk Aedes aegypti dan juga oleh nyamuk
kebun (Aedes albopictus). Selain sebagai vektor penyakit DBD, nyamuk ini dapat
berperan juga sebagai vektor penyakit lain seperti filariasis (penyakit kaki
gajah) dan lainnya. Nyamuk ini bersifat ”antropofilik” artinya lebih menyenangi
mengisap darah manusia dibandingkan dengan mengisap darah hewan. Nyamuk yang
mengisap darah adalah nyamuk betina, karena darah diperlukan dalam proses
pematangan telur. Nyamuk A. aegypti mempunyai kebiasaan menggigit
berulang-ulang (Multiple bitters), yaitu dapat menggigit beberapa orang secara
bergantian dalam waktu singkat, sehingga sangat berpotensi menularka virus ke
beberapa orang dalam waktu singkat.
Syuhada, dkk (2012:100) menyatakan bahwa
Suatu tempat berkembang biak yang serupa disukai oleh suatu jenis nyamuk tetapi
tidak disukai oleh jenis nyamuk yang lain, misal nyamuk Culex quinquefasciatus
menyukai genangan air dengan polusi tinggi., yang kemungkinan jarang sekali
ikan predatornya.Salah satu upaya untuk mencegah gigitan nyamuk adalah dengan
jalan menjauhkan kandang ternak dari rumah.7 Hewan ternak yang dipelihara oleh
penduduk setempat ternyata tidak mempunyai pengaruh terhadap penyebaran
Filariasis. Ini membuktikan bahwa nyamuk Culex quinquefasciatus sebagai nyamuk
vektor Filariasis merupakan nyamuk anthropophilic. Sehingga hewan ternak tidak
bisa digunakan sebagai barrier terhadap gigitan nyamuk Culex quinquefasciatus.
Yudhastuti dan Anny(2005: 171)
menyatakan bahwa Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu
masalah kesehatan lingkungan yang cenderung meningkat jumlah penderita dan
semakin luas daerah penyebarannya, sejalan dengan meningkatnya mobilitas dan
kepadatan penduduk. Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan
oleh nyamuk Aedes aegypti maupun Aedes albopictus. Aedes aegypti lebih berperan
dalam penularan penyakit ini, karena hidupnya di dalam dan di sekitar rumah,
sedangkan Aedes albopictus di kebun, sehingga lebih jarang kontak dengan
manusia.
D. Pembahasan
Nyamuk adalah serangga tergolong dalam
order Diptera; genera termasuk Anopheles, Culex, Psorophora, Ochlerotatus,
Aedes, Sabethes, Wyeomyia, Culiseta, dan Haemagoggus untuk
jumlah keseluruhan sekitar 35 genera yang merangkum 2700 spesies. Nyamuk
mempunyai dua sayap bersisik, tubuh yang langsing, dan enam kaki panjang;
antarspesies berbeda-beda tetapi jarang sekali melebihi 15 mm.
Kebiasaan nyamuk makan cukup unik karena
hanya nyamuk betina dewasa yang menusuk manusia dan hewan lainnya. Sedangkan
Nyamuk jantan hanya makan nektar tanaman.Beberapa nyamuk betina memilih untuk
makan hanya satu jenis binatang.Nyamuk betina mengigit manusia, hewan
peliharaan, seperti sapi, kuda, kambing, dan sebagainya; semua jenis burung
termasuk ayam; semua jenis binatang liar, termasuk rusa, kelinci, dan mereka
juga mengigit darah ular, kadal, katak, dll. Kebanyakan nyamuk betina harus
mendapatkan darah yang cukup untuk makan sebelum ia dapat mengembangkan telur.
Jika mereka tidak mendapatkan makanan darah ini, maka mereka akan mati tanpa
meletakkan telur.
Pada nyamuk betina, bagian mulutnya
membentuk probosis panjang untuk menembus kulit mamalia atau dalam sebagian
kasus burung atau juga reptilia dan amfibi untuk menghisap darah. Nyamuk betina memerlukan protein
untuk pembentukan telur dan oleh karena diet nyamuk terdiri dari madu dan jus
buah, yang tidak mengandung protein, kebanyakan nyamuk betina perlu menghisap
darah untuk mendapatkan protein yang diperlukan. Nyamuk jantan berbeda dengan
nyamuk betina, dengan bagian mulut yang tidak sesuai untuk menghisap darah.Agak
rumit nyamuk betina dari satu genus, Toxorhynchites, tidak pernah menghisap
darah. Larva nyamuk besar ini merupakan pemangsa jentik-jentik nyamuk yang
lain.Nyamuk mengalami empat tahap dalam siklus hidup: telur, larva, pupa, dan
dewasa. Tempo tiga peringkat pertama bergantung kepada spesies – dan suhu.Hanya
nyamuk betina saja yang menyedot darah mangsanya.dan itu sama sekali tidak ada
hubungannya dengan makan. Sebab, pada kenyataanya, baik jantan maupun betina
makan cairan nektar bunga.sebab nyamuk betina memberi nutrisi pada telurnya.
telur-telur nyamuk membutuhkan protein yang terdapat dalam darah untuk
berkembang.
1. Nyamuk
penyebab penyakit
a. Nyamuk
Anopheles
Gambar 1.1 nyamuk Anopheles
Di seluruh dunia, terdapat 460
spesies nyamuk anopheles yang sudah dikenali. Namun hanya 100
diantaranya yang dapat menularkan penyakit malaria. Di Indonesia sendiri
terdapat 25 spesies nyamuk anopheles yang mempunyai kemampuan menularkan
penyakit malaria. Dengan jumlah spesies nyamuk anopheles yang begitu besar
,bukan tidak mungkin Indonesia rawan terhadap penularan penyakit malaria
Klasifikasi nyamuk Anopheles
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Order : Diptera
Superfamily : Culicoidea
Family : Culicidae
Subfamily : Anophelinae
Genus : Anopheles
Ciri-ciri
Morfologi nyamuk Anopheles
a. Jentik
nyamuk anopheles
1. Tidak memiliki siphon
2. Jentik nyamuk anopheles akan
sejajar dipermukaan air kotor
3. Pada bagian thoraks terdapat stoot
spine
b. Nyamuk Anopheles
dewasa
1. Bentuk tubuh kecil dan pendek
2. Antara palpi dan proboscis sama panjang
3. Menyebabkan penyakit malaria
4. Pada saat hinggap membentu
sudut 90º
5. Warna tubunya coklat kehitam
6. Bentuk sayap simetris
7. Berkembang
biak di air kotor atau tumpukan sampah
Siklus
Hidup Nyamuk Anopheles
Semua serangga termasuk nyamuk, dalam siklus
hidupnya mempunyai tingkatan-tingkatan yang kadang-kadang antara tingkatan yang
sama dengan tingkatan yang berikutnya terlihat sangat berbeda. Berdasarkan
tempat hidupnya dikenal dua tingkatan kehidupan yaitu :
a. Tingkatan di dalam
air.
b. Tingkatan di luar tempat
berair (darat/udara).
Untuk kelangsungan kehidupan nyamuk diperlukan air,
siklus hidup nyamuk akan terputus. Tingkatan kehidupan yang berada di dalam air
ialah: telur. jentik, kepompong. Setelah satu atau dua hari telur berada didalam
air, maka telur akan menetas dan keluar jentik. Jentik yang baru keluar dari
telur masih sangat halus seperti jarum. Dalam pertumbuhannya jentik Anopheles mengalami
pelepasan kulit sebanyak empat kali.
Waktu yang diperlukan untuk pertumbuhan jentik antara 8-10 hari tergantung
pada suhu, keadaan makanan serta species nyamuk. Dari jentik akan tumbuh
menjadi kepompong (pupa) yang merupakan tingkatan atau stadium istirahat dan
tidak makan. Pada tingkatan kepompong ini memakan waktu satu sampai dua hari.
Setelah cukup waktunya, dari kepompong akan keluar nyamuk dewasa yang telah
dapat dibedakan jenis kelaminnya. Setelah nyamuk bersentuhan dengan udara,
tidak lama kemudian nyamuk tersebut telah mampu terbang, yang berarti
meninggalkan lingkungan berair untuk meneruskan hidupnya didarat atau udara, dalam meneruskan keturunannya. Nyamuk betina kebanyakan hanya kawin satu kali selama
hidupnya. Biasanya perkawinan terjadi setelah 24 -48 jam dari saat keluarnya
dari kepompong.
Penyakit
yang ditimbulkan oleh nyamuk Anopheles
1. Malaria
Malaria adalah suatu infeksi darah
yang menyebabkan demam panas tinggi dan kedinginan. Ia disebabkan oleh parasit
(disebut plasmodium) yang ditularkan pada manusia oleh sejenis nyamuk tertentu
yang menggigit kebanyakan pada malam hari. Jutaan orang mati setiap tahun
akibat malaria, dan beberapa juta orang lagi hidup bersama penyakit ini.
Malaria secara khusus berbahaya bagi
anak-anak usia di bawah 5 tahun, wanita hamil, dan orang penderita HIV/AIDS.
Kehamilan menurunkan kemampuan seorang wanita untuk memerangi penyakit dan
infeksi. Jika seorang wanita hamil mengidap malaria, ia juga dapat menderita
anemia (kurang darah), dan anemia ini akan memperbesar resiko kematian pada
saat atau setelah persalinan. Penyakit malaria pada masa hamil dapat pula
menyebabkan keguguran atau kelahiran dini, bayi terlalu kecil, atau kelahiran
mati.
Ada beberapa jenis malaria. Orang
bisa hidup bertahun-tahun dengan beberapa jenis malaria, dan kebanyakan malaria
dapat disembuhkan. Tetapi malaria otak (Plasmodium falciparum) dapat
menyebabkan kematian dalam 1 atau 2 hari setelah terinfeksi. Di daerah dimana
terdapat malaria otak, penting untuk segera melakukan pengujian dan mencari
pengobatan jika Anda curiga terkena malaria.
Biasanya malaria menyebabkan demam
setiap 2 atau 3 hari, tapi pada awalnya demam dapat terjadi setiap hari. Siapa
pun yang menderita demam yang tak jelas alasannya sebaiknya menjalani pengujian
untuk malaria. Hal ini dapat dilakukan di hampir semua pusat-pusat kesehatan.
Jika hasil pengujian darah mengatakan positif mengidap malaria, atau jika
pengujian tak dapat dilakukan, segera mencari pengobatan.
Tanda-tanda
Malaria menyerang dalam 3 tahap:
- Tanda
pertama adalah rasa kedinginan dan sering sakit kepala. Penderita
menggigil selama 15 menit sampai 1 jam.
- Kedinginan
diikuti dengan demam tinggi. Penderita menjadi lemah dan kadang-kadang
mengigau. Demamnya bisa berlangsung antara beberapa jam sampai beberapa
hari.
- Akhirnya
penderita mulai berkeringat dan demamnya menurun. Setelah demamnya turun,
penderita merasa lemah.
Pengobatan
Jika memungkinkan, lakukan pengujian
darah. Mulailah pengobatan segera setelah tanda-tanda pertama terlihat. Karena
malaria dipindahkan dari orang yang satu ke orang yang lain oleh nyamuk maka
dengan mengobati orang yang sakit berarti kita juga melindungi orang lain agar
tidak terinfeksi. Setelah Anda diobati maka nyamuk yang menggigit Anda tidak
akan menularkan malaria ke orang lain.
Cari tahu obat malaria apa yang dianjurkan oleh petugas
kesehatan setempat. Di beberapa tempat, parasit malaria telah berkembang
menjadi parasit yang tidak mempan diobati. Ini berarti bahwa obat yang semula
ampuh mencegah atau mengobati malaria sudah tidak lagi efektif. Obat-obatan yang
dapat menyembuhkan malaria di satu daerah belum tentu dapat menyembuhkan
malaria yang ditemukan di tempat lain.
Saat ini ada obat-obatan atau kombinasi obat-obatan baru
yang diberikan untuk mengobati malaria di berbagai daerah. Salah satunya adalah
artemisinin (sudah digunakan bertahun-tahun di Cina), yang sering diberikan
bersama dengan obat antimalaria lainnya atau dengan antibiotik. Di beberapa
daerah klorokin (obat yang paling banyak digunakan selama bertahun-tahun) masih
ampuh. Satu-satunya cara untuk mengetahui obat apa yang ampuh di daerah Anda
adalah dengan menanyakannya pada petugas kesehatan setempat.
Pencegahan
Malaria paling sering muncul pada
saat udara panas, di musim hujan karena nyamuk pembawa malaria berkembangbiak
di air yang hangat dan tidak mengalir. Tapi di beberapa daerah di dunia,
malaria juga ditemukan di musim kering di mana nyamuk mendapat tempat
berkembangbiak dalam genangan air di kolam-kolam kecil.
Seperti halnya pada demam berdarah dan demam penyakit
kuning, cara terbaik untuk mencegah malaria adalah dengan menghindari gigitan
nyamuk. Tidur di bawah kelambu berinsektisida adalah cara yang baik untuk
mencegah dan mengendalikan malaria.
b. Aides
Aigepty
Gambar
2.1 Nyamuk Aigepty
Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah.
Selain dengue, A. aegypti juga
merupakan pembawa virus demam kuning (yellow
fever) dan chikungunya.
Penyebaran jenis ini sangat luas, meliputi hampir semua daerah tropis di
seluruh dunia. Sebagai pembawa virus dengue, A. aegypti merupakan
pembawa utama (primary vector) dan bersama Aedes albopictus menciptakan
siklus persebaran dengue di desa dan kota.
Klasifikasi
ilmiah dari nyamuk Aedes aegypti
Kerajaan
: Animalia
Filum
: Arthropoda
Kelas
: Insecta
Ordo :
Diptera
Famili
: Culicidae
Genus
: Aedes
Upagenus
:Stegomyia
Spesies
:Aedes aegypti
Morfologi
nyamuk Aedes aegypti
a) Telur
Telur Aedes aegypti berukuran 0,5 –
0,8 mm, berwarna hitam, bulat panjang dan berbentuk oval. Di alam bebas, telur
nyamuk terdapat pada air dan menempel pada dinding wadah atau tempat perindukan
nyamuk sejauh kurang lebih 2,5 cm. Setiap kali bertelur nyamuk betina
mengeluarkan telur sebanyak 100 butir perhari apabila berada pada tempat yang
kering (tanpa air).
b) Jentik
Nyamuk Aedes aegypti tubuhnya
memanjang tanpa kaki dengan bulu- bulu sederhana yang tersusun bilateral
simetris. Jentik ini dalam pertumbuhan dan perkembangannya mengalami empat kali
pergantian kulit (tingkatan) yang biasa disebut instar dan terdiri dari instar
I, II, III, IV. Jentik instar I, tubuhnya sangat kecil, warna transparan,
panjang 1 – 2 mm, duri- duri (spinae) pada dada (thorax) belum begitu jelas,
dan corong pernafasan (siphon) belum menghitam. Jentik instar II bertambah
besar, ukuraan 2,5 – 3,9 mm, duri dada belum jelas, dan corong pernafasan sudah
berwarna hitam. Jentik instar IV telah lengkap struktur anatominya dan jelas
tubuh dapat dibagi menjadi bagian kepala (chepal), dada (thorax),dan perut
(abdomen).
Pada bagian kepala terdapat sepasang mata majemuk,
sepasang antena tanpa duri- duri, dan alat- alat mulut tipe pengunyah
(chewing).Bagian dada tampak paling besar dan terdapat bulu- bulu
simetris.Perut tersusun atas delapan ruas.Pada ruas perut kedelapan, ada alat
untuk bernafas yang disebut corong.Corong pernafasan tanpa duri- duri, berwarna
hitam dan ada seberkas bulu- bulu (tuft).Ruas kedelapan juga dilengkapi dengan
seberkas bulu- bulu sikat (brush) dibagian ventral dan gigi- gigi sisir (comb)
yang berjumlah 15 – 19 gigi yang tersusun dalam satu baris.
Gigi- gigi sisir dengan lekukan yang jelas membentuk
gerigi.Jentik ini tubuhnya langsing dan bergerak sangat lincah, bersifat
fototaksis negatif, waktu istirahat membentuk sudut hampir tegak lurus dengan
bidang permukaan air.
c) Kepompong
(Pupa) pernafasan.
Pupa
nyamuk Aedes aegypti bentuk tubuhnya bengkok, dengan bagian
kepala- dada (chepalothorax) lebih besar apabila dibandingkan dengan besar
perutnya, sehingga tampak seperti tanda baca “koma”.Pada bagian punggung
(dorsal) dada terdapat alat bernafas seperti terompet.Pada ruas perut kedelapan
terdapat sepasang alat pengayuh yang berguna untuk berenang.Alat pengayuh
tersebut berjumbai panjang dan bulu di nomor tujuh pada ruas kedelapan tidak
bercabang.Pupa adalah bentuk tidak makan, tampak gerakannya lebih lincah bila
dibandingkan dengan jentik.Waktu istirahat posisi pupa sejajar dengan bidang
permukaaan air.
d) Nyamuk Dewasa
Nyamuk Aedes aegypti tubuhnya
tersusun dari tiga bagian yaitu kepala, dada dan perut.Pada bagian kepala
terdapat sepasang mata majemuk dan antena yang berbulu. Alat mulut nyamuk
betina tipe penusuk- pengisap (piercing- sucking) dan termasuk lebih menyukai
manusia (anthropophagus), sedangkan nyamuk hjantan bagian mulut lebih lemah
sehingga tidak mampu menembus kulit manusia, karena itu tergolong lebih
menyukai cairan tumbuhan (phytophagus). Nyamuk betina mempunyai antena tipe
pilose.
Dada nyamuk ini tersusun dari tiga ruas porothorax,
mesothorax dan metathorax.Setiap ruas dada terdapat sepasang kaki yang terdiri
dari femur (paha), tibia (betis), dan tarsus (tampak).Pada ruas- ruas kaki
terdapat gelang- gelang putih, tetapi pada bagian tibia kaki belakang tidak ada
gelang putih.Pada bagian dada juga terdapat sepasang sayap tanpa noda- noda
hitam. Bagian punggung (mesontuim) ada gambaran garis- garis putih yang dapat
dipakai untuk membedakan dengan jenis lain. Gambaran punggung nyamuk Aedes
aegypti berupa sepasang garis lengkung putih pada tepinya dan sepasang
garis submedian di tengahnya.
Perut terdiri dari 8 ruas dan pada ruas- ruas tersebut terdapat bintik-
bintik putih.Waktu istirahat posisi nyamuk Aedes aegypti ini
tubuhnya sejajar dengan bidang permukaan yang dihinggapinya.
Perilaku
dan Siklus hidup
Aedes aegypti bersifat diurnal atau
aktif pada pagi hingga siang hari. Penularan penyakit dilakukan oleh nyamuk
betina karena hanya nyamuk betina yang mengisap darah. Hal itu dilakukannya
untuk memperoleh asupan protein yang diperlukannya untuk memproduksi telur. Nyamuk
jantan tidak membutuhkan darah, dan memperoleh energi dari nektar bunga ataupun
tumbuhan. Jenis ini menyenangi area yang gelap dan benda-benda berwarna hitam
atau merah. Demam berdarah kerap menyerang anak-anak karena anak-anak cenderung
duduk di dalam kelas selama pagi hingga siang hari dan kaki mereka yang
tersembunyi di bawah meja menjadi sasaran empuk nyamuk jenis ini.
Infeksi virus dalam tubuh nyamuk dapat mengakibatkan perubahan perilaku yang
mengarah pada peningkatan kompetensi vektor, yaitu
kemampuan nyamuk menyebarkan virus. Infeksi virus dapat mengakibatkan nyamuk
kurang handal dalam mengisap darah, berulang kali menusukkan proboscis nya,
namun tidak berhasil mengisap darah sehingga nyamuk berpindah dari satu orang
ke orang lain. Akibatnya, risiko
penularan virus menjadi semakin besar.
Di Indonesia, nyamuk A.
aegypti umumnya memiliki habitat di lingkungan perumahan, di mana
terdapat banyak genangan air bersih dalam bak mandi ataupun tempayan. Oleh
karena itu, jenis ini bersifat urban, bertolak belakang
dengan A. albopictus yang cenderung
berada di daerah hutan berpohon rimbun (sylvan areas).
Nyamuk A. aegypti,
seperti halnya culicines lain, meletakkan telur pada permukaan air bersih
secara individual. Telur berbentuk elips berwarna hitam dan terpisah satu
dengan yang lain. Telur menetas dalam 1 sampai 2 hari menjadi larva.Terdapat
empat tahapan dalam perkembangan larva yang disebut instar. Perkembangan dari instar 1 ke instar 4 memerlukan
waktu sekitar 5 hari. Setelah mencapai instar ke-4, larva berubah menjadi pupa
di mana larva memasuki masa dorman. Pupa bertahan selama 2 hari sebelum
akhirnya nyamuk dewasa keluar dari pupa.Perkembangan dari telur hingga nyamuk
dewasa membutuhkan waktu 7 hingga 8 hari, namun dapat lebih lama jika kondisi
lingkungan tidak mendukung.
Telur Aedes aegypti tahan
kekeringan dan dapat bertahan hingga 1 bulan dalam keadaan kering.Jika terendam
air, telur kering dapat menetas menjadi larva.Sebaliknya, larva sangat
membutuhkan air yang cukup untuk perkembangannya.Kondisi larva saat berkembang
dapat memengaruhi kondisi nyamuk dewasa yang dihasilkan. Sebagai contoh,
populasi larva yang melebihi ketersediaan makanan akan menghasilkan nyamuk
dewasa yang cenderung lebih rakus dalam mengisap darah. Sebaliknya, lingkungan
yang kaya akan nutrisi menghasilkan nyamuk-nyamuk.
Secara bioekologis nyamuk
tersebut mempunyai dua habitat yaitu aquatic (perairan) untuk
fase pradewasanya (telur, larva dan pupa), dan daratan atau udara untuk
serangga dewasa.Walaupun habitat nyamuk di daratan atau udara, namun juga
mencari tempat di dekat permukaan air untuk meletakkan telurnya.Bila telur yang
diletakkan itu tidak mendapat sentuhan air atau kering masih mampu bertahan
hidup antara 3 bulan sampai satu tahun. Masa hibernasi telur-telur itu akan
berakhir atau menetas bila sudah mendapatkan lingkungan yang cocok pada musim
hujan untuk menetas. Terlur itu akan menetas antara 3 – 4 jam setelah mendapat
genangan air menjadi larva. Habitat larva yang keluar dari telur tersebut hidup
mengapung di bawah permukaan air.Perilaku hidup larva tersebut berhubungan
dengan upayanya menjulurkan alat pernafasan yang disebut sifon menjangkau
permukaan air guna mendapatkan oksigen untuk bernafas. . Perkembangan dari
instar 1 ke instar 4 memerlukan waktu sekitar 5 hari. Setelah mencapai instar
ke-4, larva berubah menjadi pupa di mana larva memasuki masa dorman. Pupa
bertahan selama 2 hari sebelum akhirnya nyamuk dewasa keluar dari
pupa.Perkembangan dari telur hingga nyamuk dewasa membutuhkan waktu 7 hingga 8
hari, namun dapat lebih lama jika kondisi lingkungan tidak mendukung. Habitat
seluruh masa pradewasanya dari telur, larva dan pupa hidup di dalam air
walaupun kondisi airnya sangat terbatas .
c. Nyamuk
culex
3.1
Gambar Nyamuk Culex
Nyamuk genus Culex merupakan nyamuk yang banyak
terdapat di sekitar kita. Beberapa spesies nyamuk ini sudah dibuktikan sebagai
vektor penyakit. Di Indonesia, ada 23 spesies nyamuk sebagai vektor penyakit filariasis, dari genusAnopheles,
Aedes, Culex, Armigeres dan Mansonia diantaranya adalah Culex quinquefasciatus dan Culex bitaeniorrhynchus. Biasanya, nyamuk genus Culex ini menyukai tempat-tempat kotor, seperti selokan/got
Klasifikasi
nyamuk Culex Sp.
Kingdom
: Animalia
Filum
: Arthropoda
Class
: Insecta
Ordo
: Diftera
Genus
: Culex Sp.
Spesies
: Culex fatigans, Culex pipiens,
Culex Tritaeniorchincus
b. ciri
morfologi
Telur berwarna coklat, panjang dan silinder, vertical
pada permukaan air, tersementasi pada susunan 300 telur.Panjang susunan
biasanya 3 – 4mm dan lebarnya 2 – 3mm Telur.Telur culex diletakkan
secara berderet- deret rapi seperti kait dan tanpa pelampung yang berbentuk
menyerupai peluru senapan.
Pada stadium
jentik nyamuk Culex mempunyai siphon yang mengandung bulu-
bulu siphon (siphonal tuft) dan pekten, sisir atau comb dengan gigi- gigi sisir
(comb teeth), segmen anal dengan pelana tertutup dan tampak tergantung pada
permukaan air.
Stadium pupa Culex mempunyai
tabung pernafasan yang bentuknya kelihatan sempit dan panjang, digunakan untuk
pengambilan oksigen
a.
Nyamuk Dewasa
Palpus nyamuk betina lebih
pendek dari proboscis, wsedang nyamuk jantan palpus dan proboscis sama panjang.
Pada sayap mempunyai bulu yang simetris dan tanpa costa.Sisik sayap membentuk
kelompok sisik yang berwarna sehingga tampak sisik sayap membentuk bercak-
bercak pada sayap berwarna putih dan kuning atau putih dan cokelat, juga putih
dan hitam.Ujung perut selalu menumpul.
Siklus
hidup
Waktu
yang diperlukan untuk pertumbuhan dari telur sampai menjadi dewasa lebih pendek
antara 1 – 2 minggu.Tempat perindukan nyamuk Culex dapat
bertelur di air jernih maupun di air keruh.Permukaan air dapat ditumbuhi oleh
berbagai macam tanaman air.
Penyakit Kaki Gajah
Filariasis
(penyakit kaki gajah) adalah penyakit menular yang disebabkan cacing yang
ditularkan melalui gigitan berbagai jenis nyamuk. Cacing jenis Wuchereria
bancrofti yang paling sering ditemukan di negeri tropis seperti Indonesia.
Kemudian ada jenis lain bernama Brugia malayi merupakan jenis endemis di daerah
pedesaan di India, Asia Tenggara, daerah pantai utara China dan Korea Selatan.
Dan yang terakhir jenis Brugia timori yang banyak ditemukan di daerah pedesaan
di Kepulauan Timor, Flores, Alor dan Roti di Tenggara Indonesia.
Penyakit
kaki gajah bersifat menahun (kronis). Apabila tidak mendapat pengobat sesegera
mungkin, bisa menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan, dan
alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki. Akibatnya penderita tidak dapat
bekerja optimal bahkan hidupnya bergantung pada orang lain.
Seseorang
dapat tertular atau terinfeksi penyakit kaki gajah apabila orang tersebut
digigit nyamuk yang infektif, yaitu nyamuk yang mengandung larva stadium III
(L3). Nyamuk tersebut mendapat cacing filarial kecil (mikrofilaria) sewaktu
mengisap darah penderita yang mengandung mikrofilaria atau binatang reservoir
yang mengandung mikrofilaria.
Siklus
penularan penyakit kaki gajah ini melalui dua tahap, yaitu perkembangan dalam
tubuh nyamuk (vektor) dan tahap kedua perkembangan dalam tubuh manusia (hospes)
dan reservoir.
Apabila
pasien menderita filariasis akut akan terlihat gejala klinis berupa demam
berulang-ulang selama 3–5 hari. Demam dapat hilang bila istirahat dan muncul
lagi setelah bekerja berat. Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka)
di daerah lipatan paha, ketiak (lymphadenitis) yang tampak
kemerahan, panas dan sakit.
Radang
saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit yang menjalar dari
pangkal kaki atau pangkal lengan ke arah ujung (retrograde lymphangitis).
Akibat seringnya menderita pembengkakan, kelenjar getah bening dapat pecah dan
mengeluarkan nanah serta darah. Terjadi pembesaran tungkai, lengan, buah dada,
buah zakar yang terlihat agak kemerahan dan terasa panas (early lymphodema).
Gejala
Sedangkan
gejala klinis yang kronis berupa pembesaran yang menetap (elephantiasis) pada
tungkai, lengan, buah dada, buah zakar (elephantiasis skroti).
Pengobatan
Pengobatan
filariasis secara massal dilakukan di daerah endemis dengan menggunakan obat
diethyl carbamazine citrate (DEC) dikombinasikan dengan Albenzol sekali setahun
selama 5–10 tahun. Untuk mencegah reaksi samping seperti demam, diberikan
parasetamol. Dosis obat untuk sekali minum adalah DEC 6 mg/kg/berat badan,
Albenzol 400 mg (1 tablet).
Pencegahan
Satu-satunya
cara pencegahan penyakit kaki gajah ini adalah dengan berusaha menghindarkan
diri dari gigitan nyamuk vektor, misalnya, menggunakan kelambu bula akan
sewaktu tidur. Menutup ventilasi rumah dengan kasa nyamuk, menggunakan obat
nyamuk semprot atau obat nyamuk bakar, mengoles kulit dengan obat antinyamuk.
Atau,
memberantas nyamuk dengan membersihkan tanaman air pada rawa-rawa yang
merupakan tempat perindukan nyamuk. Menimbun, mengeringkan atau mengalirkan
genangan air sebagai tempat perindukan nyamuk. Serta membersihkan semak-semak
di sekitar rumah.
Penyakit yang ditimbulkan dari nyamuk Anopheles
Penyakit yang berasal dari gigitan
nyamuk adalah penyakit malaria dimana penyakit tersebut sangat membahayakan
bagi tubuh manusia yang disebabkan parasit darah yang ditularkan oleh nyamuk
(Anopheles). Penyakit tersebut dapat menyerang bagi siapa saja tanpa adanya
perbedaan usia, nyamuk malaria ini dapat ditemui dengan mudah didaerah yang
banyak digenangi oleh air, semak-semak, dan lingkungan yang kotor jauh dari
kebersihan. Daerah yang sering dihinggapi oleh nyamuk Anopheles ini adalah
daerah yang beriklim basah atau hutan seperti Amerika, Asia, dan Afrika.
Gejala yang disebabkan gigitan nyamuk
Anopheles ini dibagi menjadi dua bagian yaitu gejala malaria ringan tanpa
komplikasi dan gejala malaria berat dengan komplikasi, namun gejala malaria
yang utama yaitu seperti demam tinggi disertai menggigil, kepala pusing, mual,
muntah, nyeri otot, diare, dan pegal-pegal. Gejala yang timbul berbeda beda
tergantung daya tahan tubuh penderita, apabila suhu badan atau gejala yang
ditimbulkan mulai terasa maka sangat dianjurkan bagi anda untuk segera
memeriksakan diri kedokter.
Penyakit malaria ini harus segera
ditindak lanjuti karna sebagian orang yang pernah mengalami sakit tersebut
sangat kecil kemungkinan bisa bertahan hidup apabila sudah mencapai stadium
gejala malaria berat, karna virus yang disebabkan nyamuk Anopheles sangat
berbahaya bagi kesehatan tubuh, maka sangat dianjurkan bagi anda untuk
sering-seringlah untuk melakukan penyemprotan masal disekitar lingkungan rumah
agar terhindar dari sarang nyamuk Anopheles ini, bagi anda yang ingin
mengetahui terjangkit atau tidaknya virus tersebut kini banyak tersedia alat
tes malaria ditoko-toko alat kesehatan yang sangat membantu anda untuk
mengetahui hasil positif atau negatifnya kondisi tubuh anda.
Perbedaan nyamuk jantan dan nyamuk
betina
Untuk membedakan nyamuk jantan dan
nyamuk betina, ada beberapa cara yang bisa dilakukan secara praktis. Cara-cara
untuk membedakan keduanya adalah sebagai berikut:
1. Bentuk
Tubuh
Tubuh nyamuk tersusun dari tiga
bagian, yaitu kepala, dada, dan perut. Pada bagian kepala terdapat sepasang
mata majemuk dan antena yang berbulu. Alat mulut nyamuk betina tipe
penusuk-pengisap (piercing-sucking) dan termasuk lebih menyukai manusia (anthropophagus),
sedangkan nyamuk jantan bagian mulut lebih lemah sehingga tidak mampu menembus
kulit manusia, karena itu tergolong lebih menyukai cairan tumbuhan (phytophagus).
Nyamuk betina mempunyai antena tipe-pilose, sedangkan nyamuk jantan tipe
plumose. Dilihat dari ukuran tubuhnya, nyamuk jantan umumnya lebih kecil
jika dibandingkan dengan nyamuk betina.
2. Bunyi/Suara
Nyamuk
Suara nyamuk dimalam hari, seakan
seperti helicopter yang terbang di dekat telinga, sangat mengganggu. Dalam
sebuah penelitian oleh tim peneliti dari Cornell University di New York merekam
suara dengung nyamuk. Nyamuk menghasilkan suara dengung dengan mengepakkan
sayapnya dengan kecepatan berbeda per detik. Frekuensi suara sayap nyamuk
jantan berkisar dari 550-650 Hz, sedangkan nyamuk betina kisaran 350-450 Hz
(atau kepakan sayap per detik).
Nyamuk biasanya berdengung secara
berpasangan. Hampir 70 pasangan mengepakkan sayap dengan kecepatan atau
frekuensi dasar, sehingga terdengar harmonis dan saling mencocokkan dengan cara
tertentu. Pada nyamuk Aedes Aegypti, pejantan mengubah kecepatan sayapnya 2
kali frekuensi awal untuk mencocokkan harmonisasi dengan betina. Bila pasangan
nyamuk ini cocok, maka akan menghasilkan duet kawin sekitar 1.200 Hz.
Bunyi yang yang dihasilkan oleh
nyamuk menandakan keinginan untuk kawin. Dan kecocokan antara frekuensi bunyi
nyamuk jantan dan nyamuk betina (sekitar 1.200 hz), menandakan bahwa kedua
nyamuk itu sejodoh/cocok untuk kawin. Apabila frekuensi suaranya tidak cocok,
maka tidak akan terjadi perkawinan. Peneliti memperkirakan, dengung kepakan
sayap ini merupakan bentuk seleksi seksual yang digunakan nyamuk betina untuk
menguji tingkat kebugaran nyamuk jantan sebelum kawin.
3. Aktivitasnya
Aktivitas nyamuk jantan dengan
nyamuk betina sangat berbeda. Aktivitas yang dimaksud disini adalah aktivitas
dalam menghisap darah. Hanya nyamuk betina saja yang menggit manusia, sedangkan
nyamuk jantan tidak. Nyamuk betina menggigit dan menghisap darah bukan untuk
memperoleh makanan, tetapi hanya untuk memberikan nutrisi bagi telur-telurnya.
3.2 Gambar
perkembangbiakan nyamuk aides, nyamuk anopheles, dan nayamuk culex.
Kesimpulan
Nyamuk
merupakan serangga penghisap darah pada betina, dan penghisap madu atau nektar
pada jantan. Nyamuk yang dapat menyebabkan penyakit antara lain, nyamuk
anopheles, nyamuk aedes, dan nyamuk culex. Nyamuk anopheles menyebabkan
penyakit malaria, nyamuk aedes menyebabkan penyakit demam berdarah (DBD), dan
nyamuk culex menyebabkan penyakit kaki gajah.
No comments:
Post a Comment