Wednesday, April 13, 2016

Artikel Nyamuk Aides, Anopheles, dan Culex


Nyamuk Aides, Anopheles, dan Culex

A.    Latar Belakang
Nyamuk adalah hewan yang termasuk serangga yang hidup di sekitar kehidupan manusia. kadang, nyamuk diidentifikasikan sebagai hewan yang suka mengganggu kehidupan manusia karena nyamuk sering menghisap darah manusia dan menyebabkan beberapa penyakit seperti DBD, malaria, dan kaki gajah.
Nyamuk dari jenis Aides merupakan nyamuk penyebab penyakit demam berdarah (DBD). Sedangkan nyamuk anopheles adalah penyebab penyakit Malaria, dan nyamuk Culex menyebabkan penyakit kaki gajah. Karena nyamuk-nyamuk ini berada di sekitar kehidupan manusia, maka kita harus lebih memahami mengenai nyamuk-nyamuk tersebut agar terhindar dari penyakit yang sudah disebutkan diatas.
Oleh karena itu, dalam artikel ini, kami akan menjelaskan mengenai ciri-ciri morfologi nyamuk, kehidupan, serta perkembangbiakan nyamuk-nyamuk tersebut sehingga kita bisa membedakan ketiga nyamuk tersebut. Dan pada akhirnya kita akan mengetahui tindakan-tindakan prefentif yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit-penyakit tersebut.
B.     Tujuan:
1.      Mengetahui ciri morfologi nyamuk aides,anopheles, dan culex
2.      Mengetahui kehidupan berupa siklus hidup nyamuk-nyamuk tersebut
3.      Mengetahui penyakit-penyakit yang ditimbulkan oleh nyamuk-nyamuk tersebut
4.      Mengetahui tindakan pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit- penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk.
C.     Landasan Teori
Soekirno, dkk (2006: 404) menyatakan bahwa penyakit malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang diprioritaskan pemberantasannnya dalam pemberantasan penyakit menular untuk mendukung program pemberantasan penyakit malaria tersebut diperlukan adanya penelitian yang terarah dan terencana dengan baik. Spesies nyamuk Anopheles yang telah dikonfirmasi sebagai vektor malaria di indonesia adalah An. Aconitus Donitz, An. Subpictus Grassi, dan An. Sundaicus Rodenwaldt.
Ariati, dkk (2008: 30) menyatakan bahwa An. sundaicus merupakan salah satu vektor malaria yang dijumpai di daerah pantai, tempat perkembangbiakannya adalah di air payau dengan salinitas antara 0-25 per mil, seperti rawa-rawa berair payau, tambak-tambak ikan tidak terurus yang banyak ditumbuhi lumut, lagun, muara-muara sungai yang banyak ditumbuhi tanaman air dan genangan air di bawah hutan bakau yang kena sinar matahari dan berlumut  An. sundaicus ditemukan sepanjang tahun dan paling banyak ditemukan pada pertengahan sampai akhir musim kemarau (September-Desember).
Kardinan (2007: 39) Penyakit DBD ditularkan oleh suatu vektor yaitu nyamuk Aedes aegypti dan juga oleh nyamuk kebun (Aedes albopictus). Selain sebagai vektor penyakit DBD, nyamuk ini dapat berperan juga sebagai vektor penyakit lain seperti filariasis (penyakit kaki gajah) dan lainnya. Nyamuk ini bersifat ”antropofilik” artinya lebih menyenangi mengisap darah manusia dibandingkan dengan mengisap darah hewan. Nyamuk yang mengisap darah adalah nyamuk betina, karena darah diperlukan dalam proses pematangan telur. Nyamuk A. aegypti mempunyai kebiasaan menggigit berulang-ulang (Multiple bitters), yaitu dapat menggigit beberapa orang secara bergantian dalam waktu singkat, sehingga sangat berpotensi menularka virus ke beberapa orang dalam waktu singkat.
Syuhada, dkk (2012:100) menyatakan bahwa Suatu tempat berkembang biak yang serupa disukai oleh suatu jenis nyamuk tetapi tidak disukai oleh jenis nyamuk yang lain, misal nyamuk Culex quinquefasciatus menyukai genangan air dengan polusi tinggi., yang kemungkinan jarang sekali ikan predatornya.Salah satu upaya untuk mencegah gigitan nyamuk adalah dengan jalan menjauhkan kandang ternak dari rumah.7 Hewan ternak yang dipelihara oleh penduduk setempat ternyata tidak mempunyai pengaruh terhadap penyebaran Filariasis. Ini membuktikan bahwa nyamuk Culex quinquefasciatus sebagai nyamuk vektor Filariasis merupakan nyamuk anthropophilic. Sehingga hewan ternak tidak bisa digunakan sebagai barrier terhadap gigitan nyamuk Culex quinquefasciatus.
Yudhastuti dan Anny(2005: 171) menyatakan bahwa Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan lingkungan yang cenderung meningkat jumlah penderita dan semakin luas daerah penyebarannya, sejalan dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk. Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti maupun Aedes albopictus. Aedes aegypti lebih berperan dalam penularan penyakit ini, karena hidupnya di dalam dan di sekitar rumah, sedangkan Aedes albopictus di kebun, sehingga lebih jarang kontak dengan manusia.
D.    Pembahasan
Nyamuk adalah serangga tergolong dalam order Diptera; genera termasuk Anopheles, Culex, Psorophora, Ochlerotatus, Aedes, Sabethes, Wyeomyia, Culiseta, dan Haemagoggus untuk jumlah keseluruhan sekitar 35 genera yang merangkum 2700 spesies. Nyamuk mempunyai dua sayap bersisik, tubuh yang langsing, dan enam kaki panjang; antarspesies berbeda-beda tetapi jarang sekali melebihi 15 mm.
Kebiasaan nyamuk makan cukup unik karena hanya nyamuk betina dewasa yang menusuk manusia dan hewan lainnya. Sedangkan Nyamuk jantan hanya makan nektar tanaman.Beberapa nyamuk betina memilih untuk makan hanya satu jenis binatang.Nyamuk betina mengigit manusia, hewan peliharaan, seperti sapi, kuda, kambing, dan sebagainya; semua jenis burung termasuk ayam; semua jenis binatang liar, termasuk rusa, kelinci, dan mereka juga mengigit darah ular, kadal, katak, dll. Kebanyakan nyamuk betina harus mendapatkan darah yang cukup untuk makan sebelum ia dapat mengembangkan telur. Jika mereka tidak mendapatkan makanan darah ini, maka mereka akan mati tanpa meletakkan telur.
Pada nyamuk betina, bagian mulutnya membentuk probosis panjang untuk menembus kulit mamalia atau dalam sebagian kasus burung atau juga reptilia dan amfibi untuk menghisap darah. Nyamuk betina memerlukan protein untuk pembentukan telur dan oleh karena diet nyamuk terdiri dari madu dan jus buah, yang tidak mengandung protein, kebanyakan nyamuk betina perlu menghisap darah untuk mendapatkan protein yang diperlukan. Nyamuk jantan berbeda dengan nyamuk betina, dengan bagian mulut yang tidak sesuai untuk menghisap darah.Agak rumit nyamuk betina dari satu genus, Toxorhynchites, tidak pernah menghisap darah. Larva nyamuk besar ini merupakan pemangsa jentik-jentik nyamuk yang lain.Nyamuk mengalami empat tahap dalam siklus hidup: telur, larva, pupa, dan dewasa. Tempo tiga peringkat pertama bergantung kepada spesies – dan suhu.Hanya nyamuk betina saja yang menyedot darah mangsanya.dan itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan makan. Sebab, pada kenyataanya, baik jantan maupun betina makan cairan nektar bunga.sebab nyamuk betina memberi nutrisi pada telurnya.  telur-telur nyamuk membutuhkan protein yang terdapat dalam darah untuk berkembang.
1.      Nyamuk penyebab penyakit
a.       Nyamuk Anopheles

Gambar 1.1 nyamuk Anopheles
Di seluruh dunia, terdapat 460 spesies nyamuk anopheles yang sudah dikenali. Namun hanya 100 diantaranya yang dapat menularkan penyakit malaria. Di Indonesia sendiri terdapat 25 spesies nyamuk anopheles yang mempunyai kemampuan menularkan penyakit malaria. Dengan jumlah spesies nyamuk anopheles yang begitu besar ,bukan tidak mungkin Indonesia rawan terhadap penularan penyakit malaria
Klasifikasi nyamuk Anopheles
Kingdom            : Animalia
Phylum               : Arthropoda
Class                   : Insecta
Order                  : Diptera
Superfamily        : Culicoidea
Family                : Culicidae
Subfamily           : Anophelinae
Genus                 Anopheles

Ciri-ciri Morfologi nyamuk Anopheles
a. Jentik nyamuk anopheles
1. Tidak memiliki siphon
2. Jentik nyamuk anopheles akan sejajar dipermukaan air kotor
3. Pada bagian thoraks terdapat stoot spine

b. Nyamuk Anopheles dewasa
1. Bentuk tubuh kecil dan pendek
2. Antara palpi dan proboscis sama panjang
3. Menyebabkan penyakit malaria
4. Pada saat hinggap membentu sudut  90ยบ
5. Warna tubunya coklat kehitam
6. Bentuk sayap simetris
7. Berkembang biak di air kotor atau tumpukan sampah

Siklus Hidup Nyamuk Anopheles
Semua serangga termasuk nyamuk, dalam siklus hidupnya mempunyai tingkatan-tingkatan yang kadang-kadang antara tingkatan yang sama dengan tingkatan yang berikutnya terlihat sangat berbeda. Berdasarkan tempat hidupnya dikenal dua tingkatan kehidupan yaitu :
a.       Tingkatan di dalam air.            
b.      Tingkatan di luar tempat berair (darat/udara).
Untuk kelangsungan kehidupan nyamuk diperlukan air, siklus hidup nyamuk akan terputus. Tingkatan kehidupan yang berada di dalam air ialah: telur. jentik, kepompong. Setelah satu atau dua hari telur berada didalam air, maka telur akan menetas dan keluar jentik. Jentik yang baru keluar dari telur masih sangat halus seperti jarum. Dalam pertumbuhannya jentik Anopheles mengalami pelepasan kulit sebanyak empat kali.
Waktu yang diperlukan untuk pertumbuhan jentik antara 8-10 hari tergantung pada suhu, keadaan makanan serta species nyamuk. Dari jentik akan tumbuh menjadi kepompong (pupa) yang merupakan tingkatan atau stadium istirahat dan tidak makan. Pada tingkatan kepompong ini memakan waktu satu sampai dua hari. Setelah cukup waktunya, dari kepompong akan keluar nyamuk dewasa yang telah dapat dibedakan jenis kelaminnya. Setelah nyamuk bersentuhan dengan udara, tidak lama kemudian nyamuk tersebut telah mampu terbang, yang berarti meninggalkan lingkungan berair untuk meneruskan hidupnya didarat atau udara, dalam meneruskan keturunannya. Nyamuk betina kebanyakan hanya kawin satu kali selama hidupnya. Biasanya perkawinan terjadi setelah 24 -48 jam dari saat keluarnya dari kepompong.

Penyakit yang ditimbulkan oleh nyamuk Anopheles
1. Malaria
Malaria adalah suatu infeksi darah yang menyebabkan demam panas tinggi dan kedinginan. Ia disebabkan oleh parasit (disebut plasmodium) yang ditularkan pada manusia oleh sejenis nyamuk tertentu yang menggigit kebanyakan pada malam hari. Jutaan orang mati setiap tahun akibat malaria, dan beberapa juta orang lagi hidup bersama penyakit ini.
Malaria secara khusus berbahaya bagi anak-anak usia di bawah 5 tahun, wanita hamil, dan orang penderita HIV/AIDS. Kehamilan menurunkan kemampuan seorang wanita untuk memerangi penyakit dan infeksi. Jika seorang wanita hamil mengidap malaria, ia juga dapat menderita anemia (kurang darah), dan anemia ini akan memperbesar resiko kematian pada saat atau setelah persalinan. Penyakit malaria pada masa hamil dapat pula menyebabkan keguguran atau kelahiran dini, bayi terlalu kecil, atau kelahiran mati.
Ada beberapa jenis malaria. Orang bisa hidup bertahun-tahun dengan beberapa jenis malaria, dan kebanyakan malaria dapat disembuhkan. Tetapi malaria otak (Plasmodium falciparum) dapat menyebabkan kematian dalam 1 atau 2 hari setelah terinfeksi. Di daerah dimana terdapat malaria otak, penting untuk segera melakukan pengujian dan mencari pengobatan jika Anda curiga terkena malaria.
Biasanya malaria menyebabkan demam setiap 2 atau 3 hari, tapi pada awalnya demam dapat terjadi setiap hari. Siapa pun yang menderita demam yang tak jelas alasannya sebaiknya menjalani pengujian untuk malaria. Hal ini dapat dilakukan di hampir semua pusat-pusat kesehatan. Jika hasil pengujian darah mengatakan positif mengidap malaria, atau jika pengujian tak dapat dilakukan, segera mencari pengobatan.
Tanda-tanda
Malaria menyerang dalam 3 tahap:
  • Tanda pertama adalah rasa kedinginan dan sering sakit kepala. Penderita menggigil selama 15 menit sampai 1 jam.
  • Kedinginan diikuti dengan demam tinggi. Penderita menjadi lemah dan kadang-kadang mengigau. Demamnya bisa berlangsung antara beberapa jam sampai beberapa hari.
  • Akhirnya penderita mulai berkeringat dan demamnya menurun. Setelah demamnya turun, penderita merasa lemah.


Pengobatan
Jika memungkinkan, lakukan pengujian darah. Mulailah pengobatan segera setelah tanda-tanda pertama terlihat. Karena malaria dipindahkan dari orang yang satu ke orang yang lain oleh nyamuk maka dengan mengobati orang yang sakit berarti kita juga melindungi orang lain agar tidak terinfeksi. Setelah Anda diobati maka nyamuk yang menggigit Anda tidak akan menularkan malaria ke orang lain.
Cari tahu obat malaria apa yang dianjurkan oleh petugas kesehatan setempat. Di beberapa tempat, parasit malaria telah berkembang menjadi parasit yang tidak mempan diobati. Ini berarti bahwa obat yang semula ampuh mencegah atau mengobati malaria sudah tidak lagi efektif. Obat-obatan yang dapat menyembuhkan malaria di satu daerah belum tentu dapat menyembuhkan malaria yang ditemukan di tempat lain.
Saat ini ada obat-obatan atau kombinasi obat-obatan baru yang diberikan untuk mengobati malaria di berbagai daerah. Salah satunya adalah artemisinin (sudah digunakan bertahun-tahun di Cina), yang sering diberikan bersama dengan obat antimalaria lainnya atau dengan antibiotik. Di beberapa daerah klorokin (obat yang paling banyak digunakan selama bertahun-tahun) masih ampuh. Satu-satunya cara untuk mengetahui obat apa yang ampuh di daerah Anda adalah dengan menanyakannya pada petugas kesehatan setempat.
Pencegahan
Malaria paling sering muncul pada saat udara panas, di musim hujan karena nyamuk pembawa malaria berkembangbiak di air yang hangat dan tidak mengalir. Tapi di beberapa daerah di dunia, malaria juga ditemukan di musim kering di mana nyamuk mendapat tempat berkembangbiak dalam genangan air di kolam-kolam kecil.
Seperti halnya pada demam berdarah dan demam penyakit kuning, cara terbaik untuk mencegah malaria adalah dengan menghindari gigitan nyamuk. Tidur di bawah kelambu berinsektisida adalah cara yang baik untuk mencegah dan mengendalikan malaria.





b.      Aides Aigepty

Gambar 2.1 Nyamuk Aigepty

Aedes aegypti  merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah. Selain dengueA. aegypti juga merupakan pembawa virus demam kuning (yellow fever) dan chikungunya. Penyebaran jenis ini sangat luas, meliputi hampir semua daerah tropis di seluruh dunia. Sebagai pembawa virus dengueAaegypti merupakan pembawa utama (primary vector) dan bersama Aedes albopictus menciptakan siklus persebaran dengue di desa dan kota.
Klasifikasi ilmiah dari nyamuk Aedes aegypti
Kerajaan          : Animalia
Filum               : Arthropoda
Kelas               : Insecta
Ordo                : Diptera
Famili              : Culicidae
Genus             : Aedes
Upagenus        :Stegomyia
Spesies            :Aedes aegypti

Morfologi nyamuk Aedes aegypti

a)  Telur
Telur Aedes aegypti berukuran 0,5 – 0,8 mm, berwarna hitam, bulat panjang dan berbentuk oval. Di alam bebas, telur nyamuk terdapat pada air dan menempel pada dinding wadah atau tempat perindukan nyamuk sejauh kurang lebih 2,5 cm. Setiap kali bertelur nyamuk betina mengeluarkan telur sebanyak 100 butir perhari apabila berada pada tempat yang kering (tanpa air).

b)  Jentik
Nyamuk Aedes aegypti tubuhnya memanjang tanpa kaki dengan bulu- bulu sederhana yang tersusun bilateral simetris. Jentik ini dalam pertumbuhan dan perkembangannya mengalami empat kali pergantian kulit (tingkatan) yang biasa disebut instar dan terdiri dari instar I, II, III, IV. Jentik instar I, tubuhnya sangat kecil, warna transparan, panjang 1 – 2 mm, duri- duri (spinae) pada dada (thorax) belum begitu jelas, dan corong pernafasan (siphon) belum menghitam. Jentik instar II bertambah besar, ukuraan 2,5 – 3,9 mm, duri dada belum jelas, dan corong pernafasan sudah berwarna hitam. Jentik instar IV telah lengkap struktur anatominya dan jelas tubuh dapat dibagi menjadi bagian kepala (chepal), dada (thorax),dan perut (abdomen).
Pada bagian kepala terdapat sepasang mata majemuk, sepasang antena tanpa duri- duri, dan alat- alat mulut tipe pengunyah (chewing).Bagian dada tampak paling besar dan terdapat bulu- bulu simetris.Perut tersusun atas delapan ruas.Pada ruas perut kedelapan, ada alat untuk bernafas yang disebut corong.Corong pernafasan tanpa duri- duri, berwarna hitam dan ada seberkas bulu- bulu (tuft).Ruas kedelapan juga dilengkapi dengan seberkas bulu- bulu sikat (brush) dibagian ventral dan gigi- gigi sisir (comb) yang berjumlah 15 – 19 gigi yang tersusun dalam satu baris.
Gigi- gigi sisir dengan lekukan yang jelas membentuk gerigi.Jentik ini tubuhnya langsing dan bergerak sangat lincah, bersifat fototaksis negatif, waktu istirahat membentuk sudut hampir tegak lurus dengan bidang permukaan air.

c)  Kepompong (Pupa) pernafasan.
Pupa nyamuk Aedes aegypti bentuk tubuhnya bengkok, dengan bagian kepala- dada (chepalothorax) lebih besar apabila dibandingkan dengan besar perutnya, sehingga tampak seperti tanda baca “koma”.Pada bagian punggung (dorsal) dada terdapat alat bernafas seperti terompet.Pada ruas perut kedelapan terdapat sepasang alat pengayuh yang berguna untuk berenang.Alat pengayuh tersebut berjumbai panjang dan bulu di nomor tujuh pada ruas kedelapan tidak bercabang.Pupa adalah bentuk tidak makan, tampak gerakannya lebih lincah bila dibandingkan dengan jentik.Waktu istirahat posisi pupa sejajar dengan bidang permukaaan air.

d)   Nyamuk Dewasa
Nyamuk Aedes aegypti tubuhnya tersusun dari tiga bagian yaitu kepala, dada dan perut.Pada bagian kepala terdapat sepasang mata majemuk dan antena yang berbulu. Alat mulut nyamuk betina tipe penusuk- pengisap (piercing- sucking) dan termasuk lebih menyukai manusia (anthropophagus), sedangkan nyamuk hjantan bagian mulut lebih lemah sehingga tidak mampu menembus kulit manusia, karena itu tergolong lebih menyukai cairan tumbuhan (phytophagus). Nyamuk betina mempunyai antena tipe pilose.
Dada nyamuk ini tersusun dari tiga ruas porothorax, mesothorax dan metathorax.Setiap ruas dada terdapat sepasang kaki yang terdiri dari femur (paha), tibia (betis), dan tarsus (tampak).Pada ruas- ruas kaki terdapat gelang- gelang putih, tetapi pada bagian tibia kaki belakang tidak ada gelang putih.Pada bagian dada juga terdapat sepasang sayap tanpa noda- noda hitam. Bagian punggung (mesontuim) ada gambaran garis- garis putih yang dapat dipakai untuk membedakan dengan jenis lain. Gambaran punggung nyamuk Aedes aegypti berupa sepasang garis lengkung putih pada tepinya dan sepasang garis submedian di tengahnya.
Perut terdiri dari 8 ruas dan pada ruas- ruas tersebut terdapat bintik- bintik putih.Waktu istirahat posisi nyamuk Aedes aegypti ini tubuhnya sejajar dengan bidang permukaan yang dihinggapinya.

Perilaku dan Siklus hidup
     Aedes aegypti bersifat diurnal atau aktif pada pagi hingga siang hari. Penularan penyakit dilakukan oleh nyamuk betina karena hanya nyamuk betina yang mengisap darah. Hal itu dilakukannya untuk memperoleh asupan protein yang diperlukannya untuk memproduksi telur. Nyamuk jantan tidak membutuhkan darah, dan memperoleh energi dari nektar bunga ataupun tumbuhan. Jenis ini menyenangi area yang gelap dan benda-benda berwarna hitam atau merah. Demam berdarah kerap menyerang anak-anak karena anak-anak cenderung duduk di dalam kelas selama pagi hingga siang hari dan kaki mereka yang tersembunyi di bawah meja menjadi sasaran empuk nyamuk jenis ini.
     Infeksi virus dalam tubuh nyamuk dapat mengakibatkan perubahan perilaku yang mengarah pada peningkatan kompetensi vektor, yaitu kemampuan nyamuk menyebarkan virus. Infeksi virus dapat mengakibatkan nyamuk kurang handal dalam mengisap darah, berulang kali menusukkan proboscis nya, namun tidak berhasil mengisap darah sehingga nyamuk berpindah dari satu orang ke orang lain. Akibatnya, risiko penularan virus menjadi semakin besar.
     Di Indonesia, nyamuk A. aegypti umumnya memiliki habitat di lingkungan perumahan, di mana terdapat banyak genangan air bersih dalam bak mandi ataupun tempayan. Oleh karena itu, jenis ini bersifat urban, bertolak belakang dengan A. albopictus yang cenderung berada di daerah hutan berpohon rimbun (sylvan areas).
     Nyamuk A. aegypti, seperti halnya culicines lain, meletakkan telur pada permukaan air bersih secara individual. Telur berbentuk elips berwarna hitam dan terpisah satu dengan yang lain. Telur menetas dalam 1 sampai 2 hari menjadi larva.Terdapat empat tahapan dalam perkembangan larva yang disebut instar. Perkembangan dari instar 1 ke instar 4 memerlukan waktu sekitar 5 hari. Setelah mencapai instar ke-4, larva berubah menjadi pupa di mana larva memasuki masa dorman. Pupa bertahan selama 2 hari sebelum akhirnya nyamuk dewasa keluar dari pupa.Perkembangan dari telur hingga nyamuk dewasa membutuhkan waktu 7 hingga 8 hari, namun dapat lebih lama jika kondisi lingkungan tidak mendukung.
     Telur Aedes aegypti tahan kekeringan dan dapat bertahan hingga 1 bulan dalam keadaan kering.Jika terendam air, telur kering dapat menetas menjadi larva.Sebaliknya, larva sangat membutuhkan air yang cukup untuk perkembangannya.Kondisi larva saat berkembang dapat memengaruhi kondisi nyamuk dewasa yang dihasilkan. Sebagai contoh, populasi larva yang melebihi ketersediaan makanan akan menghasilkan nyamuk dewasa yang cenderung lebih rakus dalam mengisap darah. Sebaliknya, lingkungan yang kaya akan nutrisi menghasilkan nyamuk-nyamuk.
     Secara bioekologis nyamuk tersebut mempunyai dua habitat yaitu aquatic (perairan) untuk fase pradewasanya (telur, larva dan pupa), dan daratan atau udara untuk serangga dewasa.Walaupun habitat nyamuk di daratan atau udara, namun juga mencari tempat di dekat permukaan air untuk meletakkan telurnya.Bila telur yang diletakkan itu tidak mendapat sentuhan air atau kering masih mampu bertahan hidup antara 3 bulan sampai satu tahun. Masa hibernasi telur-telur itu akan berakhir atau menetas bila sudah mendapatkan lingkungan yang cocok pada musim hujan untuk menetas. Terlur itu akan menetas antara 3 – 4 jam setelah mendapat genangan air menjadi larva. Habitat larva yang keluar dari telur tersebut hidup mengapung di bawah permukaan air.Perilaku hidup larva tersebut berhubungan dengan upayanya menjulurkan alat pernafasan yang disebut sifon menjangkau permukaan air guna mendapatkan oksigen untuk bernafas. . Perkembangan dari instar 1 ke instar 4 memerlukan waktu sekitar 5 hari. Setelah mencapai instar ke-4, larva berubah menjadi pupa di mana larva memasuki masa dorman. Pupa bertahan selama 2 hari sebelum akhirnya nyamuk dewasa keluar dari pupa.Perkembangan dari telur hingga nyamuk dewasa membutuhkan waktu 7 hingga 8 hari, namun dapat lebih lama jika kondisi lingkungan tidak mendukung. Habitat seluruh masa pradewasanya dari telur, larva dan pupa hidup di dalam air walaupun kondisi airnya sangat terbatas .


c.       Nyamuk culex

3.1 Gambar Nyamuk Culex

Nyamuk genus Culex merupakan nyamuk yang banyak terdapat di sekitar kita. Beberapa spesies nyamuk ini sudah dibuktikan sebagai vektor penyakit. Di Indonesia, ada 23 spesies nyamuk sebagai vektor penyakit filariasis, dari genusAnopheles, Aedes, Culex, Armigeres dan Mansonia diantaranya adalah Culex quinquefasciatus dan Culex bitaeniorrhynchus. Biasanya, nyamuk genus Culex  ini menyukai tempat-tempat kotor, seperti selokan/got

Klasifikasi nyamuk Culex Sp.
Kingdom         :   Animalia
Filum               :   Arthropoda
Class                :   Insecta
Ordo                :   Diftera
Genus              :   Culex Sp.
Spesies             :   Culex fatigans, Culex pipiens, Culex Tritaeniorchincus

b. ciri morfologi
Telur berwarna coklat, panjang dan silinder, vertical pada permukaan air, tersementasi pada susunan 300 telur.Panjang susunan biasanya 3 – 4mm dan lebarnya 2 – 3mm Telur.Telur culex diletakkan secara berderet- deret rapi seperti kait dan tanpa pelampung yang berbentuk menyerupai peluru senapan.
      Pada stadium jentik nyamuk Culex mempunyai siphon yang mengandung bulu- bulu siphon (siphonal tuft) dan pekten, sisir atau comb dengan gigi- gigi sisir (comb teeth), segmen anal dengan pelana tertutup dan tampak tergantung pada permukaan air.
      Stadium pupa Culex mempunyai tabung pernafasan yang bentuknya kelihatan sempit dan panjang, digunakan untuk pengambilan oksigen
a. 
   Nyamuk Dewasa
Palpus nyamuk betina lebih pendek dari proboscis, wsedang nyamuk jantan palpus dan proboscis sama panjang. Pada sayap mempunyai bulu yang simetris dan tanpa costa.Sisik sayap membentuk kelompok sisik yang berwarna sehingga tampak sisik sayap membentuk bercak- bercak pada sayap berwarna putih dan kuning atau putih dan cokelat, juga putih dan hitam.Ujung perut selalu menumpul.

Siklus hidup
Waktu yang diperlukan untuk pertumbuhan dari telur sampai menjadi dewasa lebih pendek antara 1 – 2 minggu.Tempat perindukan nyamuk Culex dapat bertelur di air jernih maupun di air keruh.Permukaan air dapat ditumbuhi oleh berbagai macam tanaman air.
Penyakit Kaki Gajah
Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit menular yang disebabkan cacing yang ditularkan melalui gigitan berbagai jenis nyamuk. Cacing jenis Wuchereria bancrofti yang paling sering ditemukan di negeri tropis seperti Indonesia. Kemudian ada jenis lain bernama Brugia malayi merupakan jenis endemis di daerah pedesaan di India, Asia Tenggara, daerah pantai utara China dan Korea Selatan. Dan yang terakhir jenis Brugia timori yang banyak ditemukan di daerah pedesaan di Kepulauan Timor, Flores, Alor dan Roti di Tenggara Indonesia.
Penyakit kaki gajah bersifat menahun (kronis). Apabila tidak mendapat pengobat sesegera mungkin, bisa menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan, dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki. Akibatnya penderita tidak dapat bekerja optimal bahkan hidupnya bergantung pada orang lain.
Seseorang dapat tertular atau terinfeksi penyakit kaki gajah apabila orang tersebut digigit nyamuk yang infektif, yaitu nyamuk yang mengandung larva stadium III (L3). Nyamuk tersebut mendapat cacing filarial kecil (mikrofilaria) sewaktu mengisap darah penderita yang mengandung mikrofilaria atau binatang reservoir yang mengandung mikrofilaria.
Siklus penularan penyakit kaki gajah ini melalui dua tahap, yaitu perkembangan dalam tubuh nyamuk (vektor) dan tahap kedua perkembangan dalam tubuh manusia (hospes) dan reservoir.
Apabila pasien menderita filariasis akut akan terlihat gejala klinis berupa demam berulang-ulang selama 3–5 hari. Demam dapat hilang bila istirahat dan muncul lagi setelah bekerja berat. Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) di daerah lipatan paha, ketiak (lymphadenitis) yang tampak kemerahan, panas dan sakit.
Radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit yang menjalar dari pangkal kaki atau pangkal lengan ke arah ujung (retrograde lymphangitis). Akibat seringnya menderita pembengkakan, kelenjar getah bening dapat pecah dan mengeluarkan nanah serta darah. Terjadi pembesaran tungkai, lengan, buah dada, buah zakar yang terlihat agak kemerahan dan terasa panas (early lymphodema).
Gejala
Sedangkan gejala klinis yang kronis berupa pembesaran yang menetap (elephantiasis) pada tungkai, lengan, buah dada, buah zakar (elephantiasis skroti).
Pengobatan
Pengobatan filariasis secara massal dilakukan di daerah endemis dengan menggunakan obat diethyl carbamazine citrate (DEC) dikombinasikan dengan Albenzol sekali setahun selama 5–10 tahun. Untuk mencegah reaksi samping seperti demam, diberikan parasetamol. Dosis obat untuk sekali minum adalah DEC 6 mg/kg/berat badan, Albenzol 400 mg (1 tablet).
Pencegahan
Satu-satunya cara pencegahan penyakit kaki gajah ini adalah dengan berusaha menghindarkan diri dari gigitan nyamuk vektor, misalnya, menggunakan kelambu bula akan sewaktu tidur. Menutup ventilasi rumah dengan kasa nyamuk, menggunakan obat nyamuk semprot atau obat nyamuk bakar, mengoles kulit dengan obat antinyamuk.
Atau, memberantas nyamuk dengan membersihkan tanaman air pada rawa-rawa yang merupakan tempat perindukan nyamuk. Menimbun, mengeringkan atau mengalirkan genangan air sebagai tempat perindukan nyamuk. Serta membersihkan semak-semak di sekitar rumah.




Penyakit yang ditimbulkan dari nyamuk Anopheles
Penyakit yang berasal dari gigitan nyamuk adalah penyakit malaria dimana penyakit tersebut sangat membahayakan bagi tubuh manusia yang disebabkan parasit darah yang ditularkan oleh nyamuk (Anopheles). Penyakit tersebut dapat menyerang bagi siapa saja tanpa adanya perbedaan usia, nyamuk malaria ini dapat ditemui dengan mudah didaerah yang banyak digenangi oleh air, semak-semak, dan lingkungan yang kotor jauh dari kebersihan. Daerah yang sering dihinggapi oleh nyamuk Anopheles ini adalah daerah yang beriklim basah atau hutan seperti Amerika, Asia, dan Afrika.
Gejala yang disebabkan gigitan nyamuk Anopheles ini dibagi menjadi dua bagian yaitu gejala malaria ringan tanpa komplikasi dan gejala malaria berat dengan komplikasi, namun gejala malaria yang utama yaitu seperti demam tinggi disertai menggigil, kepala pusing, mual, muntah, nyeri otot, diare, dan pegal-pegal. Gejala yang timbul berbeda beda tergantung daya tahan tubuh penderita, apabila suhu badan atau gejala yang ditimbulkan mulai terasa maka sangat dianjurkan bagi anda untuk segera memeriksakan diri kedokter.
Penyakit malaria ini harus segera ditindak lanjuti karna sebagian orang yang pernah mengalami sakit tersebut sangat kecil kemungkinan bisa bertahan hidup apabila sudah mencapai stadium gejala malaria berat, karna virus yang disebabkan nyamuk Anopheles sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh, maka sangat dianjurkan bagi anda untuk sering-seringlah untuk melakukan penyemprotan masal disekitar lingkungan rumah agar terhindar dari sarang nyamuk Anopheles ini, bagi anda yang ingin mengetahui terjangkit atau tidaknya virus tersebut kini banyak tersedia alat tes malaria ditoko-toko alat kesehatan yang sangat membantu anda untuk mengetahui hasil positif atau negatifnya kondisi tubuh anda.

Perbedaan nyamuk jantan dan nyamuk betina
Untuk membedakan nyamuk jantan dan nyamuk betina, ada beberapa cara yang bisa dilakukan secara praktis. Cara-cara untuk membedakan keduanya adalah sebagai berikut:


1.      Bentuk Tubuh
Tubuh nyamuk tersusun dari tiga bagian, yaitu kepala, dada, dan perut. Pada bagian kepala terdapat sepasang mata majemuk dan antena yang berbulu. Alat mulut nyamuk betina tipe penusuk-pengisap (piercing-sucking) dan termasuk lebih menyukai manusia (anthropophagus), sedangkan nyamuk jantan bagian mulut lebih lemah sehingga tidak mampu menembus kulit manusia, karena itu tergolong lebih menyukai cairan tumbuhan (phytophagus). Nyamuk betina mempunyai antena tipe-pilose, sedangkan nyamuk jantan tipe plumose. Dilihat dari ukuran tubuhnya, nyamuk jantan umumnya lebih kecil jika dibandingkan dengan nyamuk betina.
2.      Bunyi/Suara Nyamuk
Suara nyamuk dimalam hari, seakan seperti helicopter yang terbang di dekat telinga, sangat mengganggu. Dalam sebuah penelitian oleh tim peneliti dari Cornell University di New York merekam suara dengung nyamuk. Nyamuk menghasilkan suara dengung dengan mengepakkan sayapnya dengan kecepatan berbeda per detik. Frekuensi suara sayap nyamuk jantan berkisar dari 550-650 Hz, sedangkan nyamuk betina kisaran 350-450 Hz (atau kepakan sayap per detik).
Nyamuk biasanya berdengung secara berpasangan. Hampir 70 pasangan mengepakkan sayap dengan kecepatan atau frekuensi dasar, sehingga terdengar harmonis dan saling mencocokkan dengan cara tertentu. Pada nyamuk Aedes Aegypti, pejantan mengubah kecepatan sayapnya 2 kali frekuensi awal untuk mencocokkan harmonisasi dengan betina. Bila pasangan nyamuk ini cocok, maka akan menghasilkan duet kawin sekitar 1.200 Hz.
Bunyi yang yang dihasilkan oleh nyamuk menandakan keinginan untuk kawin. Dan kecocokan antara frekuensi bunyi nyamuk jantan dan nyamuk betina (sekitar 1.200 hz), menandakan bahwa kedua nyamuk itu sejodoh/cocok untuk kawin. Apabila frekuensi suaranya tidak cocok, maka tidak akan terjadi perkawinan. Peneliti memperkirakan, dengung kepakan sayap ini merupakan bentuk seleksi seksual yang digunakan nyamuk betina untuk menguji tingkat kebugaran nyamuk jantan sebelum kawin.
3.      Aktivitasnya
Aktivitas nyamuk jantan dengan nyamuk betina sangat berbeda. Aktivitas yang dimaksud disini adalah aktivitas dalam menghisap darah. Hanya nyamuk betina saja yang menggit manusia, sedangkan nyamuk jantan tidak. Nyamuk betina menggigit dan menghisap darah bukan untuk memperoleh makanan, tetapi hanya untuk memberikan nutrisi bagi telur-telurnya.


3.2  Gambar perkembangbiakan nyamuk aides, nyamuk anopheles, dan nayamuk culex.

Kesimpulan

Nyamuk merupakan serangga penghisap darah pada betina, dan penghisap madu atau nektar pada jantan. Nyamuk yang dapat menyebabkan penyakit antara lain, nyamuk anopheles, nyamuk aedes, dan nyamuk culex. Nyamuk anopheles menyebabkan penyakit malaria, nyamuk aedes menyebabkan penyakit demam berdarah (DBD), dan nyamuk culex menyebabkan penyakit kaki gajah.







No comments:

Post a Comment